dr Sardjono Utomo meninggal dunia
Kisah Pasutri di Pamekasan, Tak Sampai Sehari Suami Wafat Akibat Covid-19, Istri Ikut Wafat
Tak sampai sehari jenazah Mantan Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura, dr Sardjono Utomo dikebumikan, istrinya
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Tak sampai sehari jenazah Mantan Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura, dr Sardjono Utomo dikebumikan, istrinya, Sri Martini dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis di RSU Mohammad Noer Pamekasan, Rabu (2/12/2020) sekitar pukul 18.30 WIB malam.
Sri Martini meninggal dunia dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19.
Ia diduga tertular dari suaminya, Dokter Sardjono Utomo yang juga meninggal dunia dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19.
Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD SMART Pamekasan, dr Syaiful Hidayat mengatakan, Sri Martini, istri Dokter Sardjono dinyatakan meningal dunia di RSU Mohammad Noer Pamekasan sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca juga: Rekan Dokter Sardjono Beri Penghormatan Terakhir di RSUD Pamekasan, Istri Sang Dokter Juga Wafat
Ia dirawat di RSU tersebut sejak Selasa 1 Desember 2020 kemarin, sedari pukul 17.00 WIB dengan keluhan sesak napas, batuk dan panas.
Namun pada Rabu 2 Desember 2020 malam ini, sekitar pukul 18.30 WIB, istri Dokter Sardjono itu menghembuskan napas terakhirnya.
"Dokter Sardjono dan istrinya ini dirujuk ke RSU Mohammad Noer bersamaan. Keduanya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan hasil swabnya sudah keluar," kata Syaiful Hidayat saat dikonfirmasi TribunMadura.com.
Menurut Dokter yang akrab disapa Yayak ini, usia Sri Martini saat ini sekitar 65 tahun.
Ia menduga, Sri tertular Covid-19 dari suaminya, Dokter Sardjono.
Bahkan, kata dia, penularan Covid-19 yang menimpa Dokter Sardjono dan istrinya tersebut sudah masuk dalam klaster keluarga.
"Kami akan segera melakukan tracing (pelacakan) kepada tiga anak Sri Martini dan cucu-cucunya. Hasilnya nanti akan langsung kami beritahu ke Satgas Kabupaten," ujarnya.
Yayak juga menceritakan, istri Dokter Sardjono merupakan pensiunan guru di SMAN 1 Pamekasan.
Ia mengaku pernah diajari Sri Martini sewaktu masih duduk di bangku SMAN 1 Pamekasan.
Kata dia, istri Dokter Spesialis Radiologi ini, dulunya sewaktu menjadi guru di SMAN 1 Pamekasan, dikenal sebagai guru yang baik dan ramah.
"Meninggalnya Dokter Sardjono dan Istrinya ini bersamaan di hari yang sama, namun di jam berbeda. Seperti kisah cinta sehidup semati," ungkapnya.
Yayak memperingatkan kepada masyarakat Pamekasan, bahwa Covid-19 itu benar-benar ada dan bukan settingan.
Kata dia, per hari ini, tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 di RSU Mohammad Noer dan RSUD SMART Pamekasan penuh dengan pasien Covid-19.
Sehingga bila ada pasien yang terindikasi mengarah ke Covid-19 lalu ingin dirujuk ke dua rumah sakit rujukan khusus merawat pasien Covid-19 di Pamekasan itu, secara terpaksa harus dilakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Ia meminta kepada masyarakat Pamekasan agar tetap waspada, karena penularan Covid-19 yang terjadi di wilayah setempat semakin masif dan sedang menuju puncak penyebaran.
"Ayo semua wajib patuh protokol kesehatan dengan cara wajib memakai masker, jaga jarak dan sesering mungkin cuci tangan. Jangan sampai semakin banyak yang meninggal dunia karena tertular Covid-19," peringatnya.
Diberitakan sebelumnya, Mantan Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura, dr Sardjono Utomo meninggal dunia dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19, Rabu (2/12/2020).
Dokter Spesialis Radiologi itu, meninggal dunia di RSU Mohammad Noer Pamekasan sekitar pukul 01.00 dini hari.
Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD SMART Pamekasan, dr Syaiful Hidayat mengatakan, dr Sardjono Utomo meninggal dunia dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19.
Beliau kata dia tak sampai sehari dirawat di RSU Mohammad Noer Pamekasan.
Mulanya, pada Selasa 1 Desember 2020 kemarin, yang bersangkutan dirawat di RSU Mohammad Noer Pamekasan sedari pukul 17.00 WIB dengan keluhan sesak napas, batuk dan panas.
Namun pada Rabu 2 Desember 2020, sekitar pukul 01.00 WIB, Dokter Sardjono menghembuskan napas terakhirnya.
"Dinyatakan meninggal dunia dalam keadaan positif terinfeksi Covid-19 sudah ada hasil swabnya," kata Syaiful Hidayat kepada TribunMadura.com.
Dokter Spesial Paru ini menduga, Dokter Sardjono tertular Covid-19 dari pasiennya.
Sebab, yang bersangkutan sangat aktif membuka praktik di rumahnya, yang berlokasi di Jalan Amin Jakfar, Kelurahan Gladak Anyar, Kabupaten Pamekasan.
"Sebelum-sebelumnya beliau aktif buka praktik. Bisa saja tertular dari salah satu pasiennya," ujarnya.
Dokter yang akrab disapa Yayak ini juga menjelaskan, Dokter Sardjono pernah menjabat sebagai Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan sedari tahun 2004 hingga 2009.
Sedari umur 25 tahun, yang bersangkutan kata dia sudah menjadi Dokter di Pamekasan, hingga menghembuskan napas terakhirnya di usia 67 tahun.
"Tadi prosesi pemandian jenazah serta prosesi pengkafanan dan pemakaman menggunakan protokol kesehatan yang ketat," ungkapnya.
Yayak juga memastikan, semua keluarga Dokter Sardjono sudah dilakukan tracing (pelacakan) untuk mempercepat memutus mata rantai penularan Covid-19.
Saat ini, semua keluarga yang pernah kontak dengan yang bersangkutan sudah melakukan isolasi mandiri selama dua pekan.
"Nanti hasil tracing dari keluarga beliau akan diberi tahu. Tadi dikebumikan pukul 12.00 WIB di TPU yang tak jauh dari rumah beliau," tutupnya