Nikmati Gurihnya Sate Blendet Khas Ponorogo, Kuah Kuning Kentalnya Gak Nahan
Bila berkunjung ke Ponorogo tak lengkap rasanya bila tak menyantap sate ayam khas Ponorogo
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Bila berkunjung ke Ponorogo tak lengkap rasanya bila tak menyantap sate ayam khas Ponorogo.
Gurihnya daging ayam yang dipanggang lalu dilumuri bumbu kacang seolah membuat siapapun yang mencobanya ketagihan.
Namun begitu, selain sate ayam, di Ponorogo tepatnya di Kecamatan Balong, ada kuliner yang wajib dicoba yaitu Sate Blendet.
Istilah Blendet diambil dari bumbu yang dilumurkan ke sate yang bertekstur sangat kental.
Baca juga: Ratusan Anak Jadi Pengunjung Pertama di Opening KidZania Surabaya
Berbeda dengan sate pada umumnya, bumbu atau kuah yang dilumurkan ke sate ini berwarna kuning.
Komposisi dari kuah kuning tersebut adalah santan, kacang, ketumbar, kunir, gula merah, daun jeruk, dan garam.
Penyajiannya, setelah di bakar, sate ayam akan dilumuri kuah kuning tersebut.
Sate Blendet tidak dimakan dengan lontong, melainkan dengan nasi yang diberi topping irisan tahu, irisan kol, tauge, dan seledri cincang.
Bibit, salah seorang penjual Sate Blendet menyebutkan Sate Blendet hanya dijual di Kecamatan Balong.
"Saya sudah jualan sejak tahun 1987, warisan turun-temurun dari ibu saya. Dulu jualannya masih keliling, tapi sekarang sudah menetap," ucap Bibit.
Satu porsi Sate Blendet yang berisi tiga tusuk sate lengkap dengan nasi tahu dijual dengan harga Rp 12.000 saja.
Namun jika satenya kurang, pengunjung bisa nambah dengan harga satu tusuk sate Rp 1.500 saja.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Dinana mengatakan dirinya selalu menyempatkan diri untuk menyantap Sate Blendet setiap ada waktu luang.
"Ini kan beda ya, sate ayam tapi kuahnya kuning. Rasanya juga lebih gurih daripada sate ayam biasa," ucapnya.