Waspada Jika Alami Ini, Cara Sembuh dari Gejala Covid-19, Bisa Diobati Tanpa ke RS, Cek Versi Dokter
Mari lebih perhatian ketika kita mengalami hal-hal ini, ada cara mudah sembuh dari gejala Covid-19 tanpa harus pergi ke rumah sakit.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Ada beberapa gejala ringan yang bisa anda kenali untuk kemungkinan terjangkit Covid-19.
Sebaiknya anda lebih dulu waspada jika mengalami hal-hal berikut ini.
Tetapi jangan khawatir, ada cara yang bisa dilakukan untuk sembuh dari gejala ringan Covid-19 itu tanpa ke rumah sakit.
Beberapa dokter juga telah memberikan saran untuk melakukan pemeriksaan dini mandiri di rumah.
Berikut langkah selengkapnya.

Sebelum anda berusaha menyembuhkan diri jika dirasa mengalami gejala Covid-19, ada baiknya mengenali terlebih dahulu gejala-gejala tersebut.
Untuk diketahui, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) terus mempelajari seputar gejala virus corona.
Menurut CDC, selain paru-paru, banyak organ yang terpengaruh Covid-19.
Selain itu, cara infeksi juga dapat memengaruhi kesehatan seseorang.

Melansir berbagai sumber, 23 November 2020, berikut beberapa gejala jangka panjang yang paling sering dilaporkan dari pasien positif terpapar virus corona.
1. Kelelahan. Seperti dituliskan Nature, kelelahan menjadi salah satu efek jangka panjang dari Covid-19.
Selama sembilan bulan terakhir, semakin banyak orang yang melaporkan kelelahan dan rasa tidak enak badan yang melumpuhkan setelah terserang virus corona.
2. Sesak napas. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 143 orang dengan Covid-19 yang telah pulang dari rumah sakit di Roma, menemukan bahwa 53 persen melaporkan kelelahan dan 43 persen mengalami sesak napas rata-rata 2 bulan setelah gejala dimulai.
"Sebuah penelitian terhadap pasien di China menunjukkan bahwa 25 persen memiliki fungsi paru-paru abnormal setelah 3 bulan dan 16 persen masih kelelahan," tulis Nature.
3. Batuk. Batuk merupakan gejala persisten paling umum yang terlihat di Klinik Pemulihan Covid-19 di Montefiore Medical Center di New York.
Dituliskan dalam jurnal JAMA, pasien yang terinfeksi Covid-19 belum tentu dapat kembali ke kondisi sedia kala. Selain batuk yang terus menerus, hilangnya rasa dan bau kemungkinan tetap muncul.
Baca juga: Tiga Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Penuh, Satgas Minta Warga Kabupaten Nganjuk Semakin Patuh Prokes
Baca juga: Indonesia Satu-satunya Pemesan Vaksin Covid-19 dari China, Padahal Keampuhan Rendah, Apa Alasannya?
4. Sakit kepala. Melansir Hardvard Health, gejala paling umum yang terjadi pada pasien Covid-19 antara lain kelelahan, nyeri tubuh, sesak napas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala, dan sulit tidur.
5. Nyeri dada dan nyeri otot. Gejala panjang yang dilaporkan, beberapa orang mengaku mengalami nyeri dada parah bersama dengan nyeri tubuh lainnya.
Selain itu, terdapat pasien yang mengalami berkeringat atau menggigilm, bahkan masalah pencernaan.
6. Sulit berkonsentrasi. Beberapa orang mengalami masalah memori dan konsentrasi. Gejala termasuk sakit kepala, kurang tidur, kecemasan, dan gejala lain yang berakar di otak.
Gejala-gejala neurologis yang dialami banyak penderita Covid-19 selama berbulan-bulan setelah infeksi awal dikenal dengan istilah kabut otak.
7. Demam. Melansir Kompas.com, 23 Maret 2020, demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar virus.
Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Umumkan Positif Covid-19, Doa Kesembuhan Mengalir dari Tokoh Politik hingga Artis
Baca juga: Suspect Covid-19, Nakes Wanita di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Meninggal Dunia
Sebuah penelitian yang melibatkan hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, China, mengidentifikasi pola khas gejala terkait virus corona Covid-19.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sedangkan lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Kurang lebih sepertiga pasien mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas. Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi lebih lanjut.
Lalu bagaimana pola harian gejala virus corona atau Covid-19? Pada hari 1, pasien biasanya demam. Pasien kemungkinan juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Sebagian kecil dari mereka juga mungkin mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelumnya.
Memasuki hari 5, pasien kemungkinan mengalami kesulitan bernapas, terutama jika di usia lebih tua atau memiliki riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Pada hari 7, menurut penelitian Universitas Wuhan, merupakan waktu rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit.
Hari 8, pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC Cina) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Kondisi ini terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru. ARDS tersebut sering kali berakibat fatal, bahkan sampai menyebabkan kematian.
Hari 10, jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini menjadi waktu dalam perkembangan penyakit ketika kemungkinan besar pasien dirawat di ICU.
Pasien-pasien mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.

Menurut dokter, ada cara yang bisa anda lakukan untuk sembuh sementara dari gejala ringan Covid-19 tersebut.
Dilansir Business Insider, seorang dokter dari Harvard Medical School, Abraar Karan berkata manajemen diri terhadap gejala virus corona di rumah mirip dengan flu pada umumnya.
Yaitu, penderita harus beristirahat, minum air putih yang cukup, dan mengisolasi diri dari anggota keluarga yang lain.
Saran yang terakhir itu, yaitu isolasi diri, adalah yang sangat penting dilakukan.
Abraar Karan berkata pasien dengan gejala Covid-19 ringan dapat menggunakan obat bebas seperti Tylenol untuk mengatasi demam akibat virus corona.
Sedangkan untuk NSAID, seperti Ibuprofen, Advil, dan Motrin, Abraar Karan menyebut masih ada perdebatan apakah obat-obatan itu malah memperparah gejala Covid-19.

Sementara itu, Rishi Desai, kepala petugas medis di Osmosis, turut memberikan sarannya soal penanganan virus corona di rumah.
Rishi Desai mengatakan orang yang sakit harus tidur sendirian di rumah.
Ia juga harus menggunakan kamar mandi yang terpisah dan sebisa mungkin jangan keluar rumah.
Selanjutnya, menurut Rishi Desai, minum air dengan sedikit gula dan garam (daripada hanya air saja) sebenarnya bisa membantu tubuh menyerap cairan.
Pasien yang merawat diri di rumah juga harus memperhatian gejala mereka, apakah membaik atau semakin parah.
"Jika muncul gejala seperti sesak napas, lemas parah, kekurangan oksigen yang ditandai dengan kebiru-biruan di sekitar bibir, maka segeralah cari perawatan di unit gawat darurat," ucap dokter Michael Gross, kepala petugas medis di Huntington Hospital.
Selain tetap dikarantina dan mendesinfeksi permukaan setiap hari, mereka yang positif virus corona harus memberitahukannya kepada siapa pun yang sempat mereka temui.
"Orang-orang itu harus sadar bahwa mereka mungkin telah tertular sehingga mereka dapat memonitor sendiri gejalanya. Ini yang disebut pelacakan kontak," ucap Rishi Desai.
Artikel di atas diolah dari artikel yang tayang di Tribun Kesehatan dan Serambinews.com berjudul Cara Mengobati Gejala Ringan Virus Corona di Rumah Menurut Para Dokter dan Guys! Kasus Covid di Aceh Capai 8.199 Orang, Kenali Gejala Terpapar Virus Corona & Cara Mencegahnya