Kunjungan Wisatawan Masih Sepi Dikala Liburan Tahun Baru, Atlantis Land Kenpark Maksimalkan Prokes
Kunjungan wisatawan ke Wahana Atlantis Land Kenjeran Park (Kenpark) pada momen pergantian tahun pada Kamis (31/12/2020) kemarin, terbilang sepi.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Pipin Tri Anjani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kunjungan wisatawan ke Wahana Atlantis Land Kenjeran Park (Kenpark) pada momen pergantian tahun pada Kamis (31/12/2020) kemarin, terbilang sepi.
Head Marcom Atlantis Land Kenpark, Aditya Surya Hardiantoro mencatat pengunjung yang datang sekitar 300-500 orang.
Jumlah itu hanya lima persen dibanding dengan pencapaian jumlah kunjungan pada momen pergantian tahun, 2019 silam. Angkanya bisa tembus 5.000 orang.
Selain situasi pandemi Covid-19, yang terjadi sejak Maret-Desember 2020. Anjloknya jumlah kunjungan wisata, juga disebabkan adanya aturan jam malam, yang ditetapkan Pemkot Surabaya, pukul 20.00-04.00 WIB.
"Seharusnya sudah jadi lonjakan yang cukup tinggi, tanggal 31 desember. Tapi kemarin itu sepi," katanya saat ditemui TribunJatim.com, di depan Area Foodcourt Atlantis Land Kenpark, Jumat (1/1/2021).
Pada momen pergantian tahun, biasanya wisatawan yang masih akan bertahan di dalam area wahana Atlantis Land Kenpark, mencapai ratusan orang.
Baca juga: Sulap Jadi Kawasan Terintegrasi, Pemkot Bakal Bangun Jembatan Penghubung SIB-Taman Suroboyo
Baca juga: Jalan Raya Cerme Gresik Masih Tergenang Banjir Kali Lamong: Laju Kendaraan Tak Bisa Lancar
Para pengunjung sengaja berlama-lama di dalam area wahana, sembari menunggu momen semarak pergantian tahun, di malam harinya.
Seraya menjaga ritme euforia itu, lanjut Aditya, pihaknya bakal memanjakan para pengunjung dengan rentetan aksi hiburan spektakuler. Mulai dari pertunjukan air mancur menari, aksi bola maut, dan klimaksnya parade badut.
Perihal kesesuaian dengan protokol kesehatan (prokes). Aditya mengaku, bahwa area wahana tersebut terbilang luas. Untuk syarat tertib jaga jarak (physical distancing), itu bisa diatur.
Ternyata perkiraannya meleset. Sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (31/12/2020) kemarin. Ratusan orang pengunjung yang semula bejibun menikmati wahana bermain, berangsur-angsur pulang.
Ratusan pengunjung yang kebanyakan datangnya dari kabupaten di sekitar Kota Surabaya; Gresik, Sidoarjo, dan Pulau Madura, itu takut terjebak penyekatan jam malam yang diberlakukan serentak di hampir seluruh wilayah Jatim.
"Takutnya Jembatan Suramadu nanti ditutup, nanti di-swab, macam-macam. Jadi akhirnya mereka memilih pulang lebih awal, daripada menantikan pertunjukan yang kami sajikan," ungkapnya.
Kalau dipikir-pikir, gumam Aditya, kondisi okupansi kunjungan wisatawan di tempatnya belum begitu signifikan peningkatannya.
Pihaknya mengaku pernah mengalami kondisi terparah. Wisatawan nyaris tak ada yang datang. Itu terjadi sekitar Bulan Mei hingga Juni, tahun lalu, setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dicabut.
Ceritanya, setelah hampir sebulan PSBB diperpanjang secara berkala. Sehingga, waktu itu, Atlantis Land terpaksa menutup sementara layanan wisata. Ketika hendak dibuka kembali, untuk pertama kali, ternyata hanya sedikit wisatawan yang berkunjung.
"Hari pertama kami coba (buka), ternyata zero pengunjung," ujarnya.
Semenjak saat itu, Aditya menegaskan pihaknya tak ingin menutup kembali fasilitas wahana Atlantis Land. Kalau pun memang harus menyediakan fasilitas baru penunjang protokol kesehatan (prokes). Ia siap menambahkannya.
Seperti memasang alat fasilitas cuci tangan yang tersebar di banyak area, cairan hand sanitizer, pemeriksaan suhu badan. Bahkan, fasilitas CCTV yang tersebar di seluruh area, juga dimanfaatkan mengawasi kerumunan pengunjung.
"Ada tim kami yang menegur; mohon untuk menjaga jarak jangan terlalu berkerumun," terangnya.
Kendati fasilitas prokes telah disediakan, ternyata hal itu tak berpengaruh banyak terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
Tetap beroperasi dengan jumlah kunjungan wisatawan yang fluktuatif. Ternyata lambat laun, hal itu berpengaruh pula terhadap cost operasionalisasi fasilitas wahana.
Pemasukan yang tak seberapa, dibanding pengeluaran untuk biaya operasional yang terus membengkak. Menyebabkan pihak manajemen wahana terpaksa melakukan penyesuaian di sana-sini. Pengurangan sumber daya manusia (SDM) menjadi satu diantara solusinya.
"Karena memang saat itu cost operasi kami itu down banget. Sangat-sangat turun," jelasnya.
Berkurangnya jumlah petugas menyebabkan pihak pengelola mengatur kembali ritme kerja karyawan yang masih tetap bekerja.
Aditya mengatakan bahwa pihaknya bahkan sempat membebaskan para wisatawan membawa makanan sendiri dari luar area. Termasuk fasilitas alat makam, alat atau perlengkapan sholat.
Selain agar tetap sesuai dengan prinsip prokes. Cara itu memudahkan mekanisme kerja karyawan yang jumlahnya lebih sedikit, dari sebelumnya.
Kendati demikian, ungkap Aditya, cara itu tak kunjung mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Kondisi itu baru diketahui tatkala adanya momen liburan; cuti bersama, yang sempat dijadwalkan oleh pemerintah beberapa bulan lalu, di tahun 2020.
Biasanya, kunjungan wisatawan bisa tembus hingga 2.000 orang. Namun kemarin ia mencatat, 200 orang wisatawan belum ada.
Baca juga: VIRAL Emak-emak Histeris & Nangis karena Sinetron Ikatan Cinta, Khususnya saat Adegan Andin Pingsan
"Menyentuh 200 orang (dimasa pandemi) itu sangat susah. Rata-rata 50-75 orang," tuturnya.
Dua hari pascapergantian tahun, atau seiring panjangnya masa liburan. Pengunjung yang datang, biasanya bakal membludak. Puncaknya, diperkirakan, Sabtu (2/1/2021) dan Minggu (3/1/2021).
Aditya tak patah arang, meski perkiraannya mengenai jumlah pengunjung wahana, kerap meleset.
Sejak Jumat (1/1/20202) siang, melihat rekannya yang bertugas di bagian customer service, berkali-kali menerima panggilan, dari masyarakat yang menanyakan; apakah Atlantis Land Kenpark, buka pada pekan ini.
Aditya optimis kunjungan wisatawan ke Atlantis Land Kenpark, bakal terus menanjak positif.
"Mungkin sudah ratusan angkat telepon. Pertanyaannya sama; hari ini buka? Hari minggu buka? Apakah harus bawa hasil rapid test," ujarnya.
Rasa penasaran masyarakat terkadang juga membanjiri layanan informasi di media sosial (medsos), Instagram (IG) Antlantis Land Kenpark. Tak terkecuali nomor layanan via WhatApps (WA).
"Apalagi yang direct message (DM). Di-WA-nya yang dipegang sama staff saya," katanya.
Menurut Aditya, regulasi kebijakan mengenai pembatasan aktivitas, hendaknya diterapkan secara konsisten. Pasalnya, hal itu akan berpengaruh signifikan terhadap mobilitas masyarakat yang secara tak langsung mempengaruhi tingkat okupansi sektor pariwisata di daerah.
Meskipun harus diakui bahwa pembuatan regulasi mengenai pembatasan aktivitas sebagai upaya pencegahan Covid-19, bersifat top-down dari pusat ke daerah.
"Betul, karena yang ini kan agak terlalu lunak itu. Habis ke kiri ke kanan. Yang membuat ke kiri ke kanan itu sebetulnya mungkin, kami managemen menilainya itu dari pusat," jelasnya.
Peran Pemkot Surabaya, dalam hal ini Dinas Pariwisata Kota Surabaya, diakui Aditya cukup membantu dalam proses pemulihan bisnis sektor pariwisata. Selain rutin melakukan sidak untuk mengecek pelaksanaan prokes di tempat wisata.
Beberapa waktu lalu, pihak Atlantis Land, dilibatkan oleh Pemkot Surabaya dalam upaya kampanye pemulihan sektor pariwisata.
Wahana Atlantis Land menjadi satu diantara spot dalam video kampanye berani berlibur dengan tetap disiplin prokes, yang digaungkan dalam sebuah tagline; wani mlaku-mlaku (berani jalan-jalan berlibur, red).
"Kami memahami Pemkot sudah berusaha keras untuk membantu," pungkasnya.
Editor: Pipin Tri Anjani