Harga Kedelai Impor Naik, Pengrajin Tahu dan Tempe Pasuruan Menjerit, Ada yang Kurangi Ukuran Produk
Harga kedelai impor naik, pengrajin tahu dan tempe di Pasuruan Jawa Timur menjerit, ada yang pilih kurangi ukuran produk.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Galih Lintartika
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Kenaikan harga kedelai impor di beberapa wilayah di Indonesia berimbas pada aktivitas para pengrajin tahu dan tempe di Pasuruan, Jawa Timur.
Sejumlah pengrajin tahu dan tempe di Pasuruan mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe.
Fadilah, salah satu pembuat tempe di Desa Pacarkeling, Kecamatan Kejayan, Pasuruan, mengaku tidak mengetahui apa penyebab naiknya harga kedelai impor ini.
Ia menyebut, kenaikan ini sudah terjadi hampir dua bulan terakhir.
Kata dia, kenaikan harga kedelai impor membuat omzetnya menurun drastis.
Baca juga: Berbagai Terobosan Pengadilan Negeri Bangil Pasuruan untuk Tingkatkan Pelayanan di Tahun 2021
Baca juga: Harga Kedelai Impor Amerika di Kota Malang Terus Naik, Sudah Sejak Oktober 2020
"Kami tidak mungkin menaikkan harga jual tempenya. Karena sudah banyak yang menjadi langganan di tempat saya, kalau dinaikkan saya risiko kehilangan pelanggan," kata dia, Minggu (3/1/2021).
Fadilah mengatakan, kebutuhan kedelainya mencapai 1 ton dalam seminggu. Namun, karena kenaikan harganya sangat signifikan, akhirnya ia hanya membeli setengah ton untuk kebutuhan seminggu.
"Saya harus mensiasatinya. Kalau tidak, saya yang merugi. Terpaksa saya mengurangi produksi agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 (virus Corona)," jelas dia.
Disampaikan Fadilah, sebelumnya, harga kedelai impor per kilogram tidak sampai Rp 8.000. Tapi sekarang per kilogram sudah Rp 9.050.
Baca juga: Viral Terjadi Kerumunan Saat Pemakaman Tokoh Agama di Pasuruan, Satgas Covid-19 Langsung Lakukan 3T
Baca juga: RS Paru Jember Jadi Rumah Sakit Rujukan Khusus Pasien Covid-19, Ada Penambahan Bed
Terpisah, Khoirur Roziki, salah satu pembuat tahu juga mengatakan hal yang sama.
Dia menyebut, untuk mengantisipasi hal itu, ia mengecilkan ukuran tahunya.
"Daripada menaikkan harga jual, saya lebih baik mengecilkan ukuran tahu yang saya jual. Tapi, tetap proporsional dan layak jual," pungkas dia.
Editor: Dwi Prastika