Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Keliling Kawasan RW 4 Praban Wetan Surabaya, Ada Makam Bersejarah Sampai Bangunan Bergaya Kolonial

Berkeliling ke kawasan RW 4 Praban Wetan Surabaya, ada makam bersejarah hingga bangunan bergaya kolonial.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/HABIBUR ROHMAN
Suasana Kampung Praban Wetan RW 04 Surabaya yang di beberapa sudut masih memiliki beberapa bangunan tua, Minggu (3/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Christine Ayu

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dikenal sebagai Kota Pahlawan, Surabaya memang kaya akan nilai dan kisah sejarah.

Bukti sejarah panjang yang sarat dengan nilai-nilai heroisme masih terlihat di sejumlah titik di Surabaya, meskipun tidak banyak yang diketahui oleh masyarakat.

Selain Kampung Lawas Maspati, ternyata ada beberapa kampung yang memiliki nuansa heritage.

Satu di antaranya kawasan RW 4 Praban Wetan Surabaya.

Saat TribunJatim.com berkunjung ke kawasan RT 1/RW 4 Praban Wetan ini, tampak sejumlah bangunan dengan arsitektur Belanda yang masih lestari.

Bahkan, di kawasan ini terdapat makam tokoh penting dalam sejarah Surabaya, di antaranya makam Joko Jumput, Mbah Buyut Rembono, dan Nyai Praban.

Baca juga: New Man Superhero Pemkot Surabaya Terjun ke Pasar Tradisional Sosialisasi Prokes Pakai Bahasa Madura

Baca juga: Harga Tiket Masuk Wisata Gua Selomangleng, Situs Sejarah dan Ikon Kediri, Dulu Pertapaan Putri Raja

"Kawasan ini melewati tiga lapis zaman, di mana buktinya masih ada dan bisa dilihat. Zaman tersebut yakni era Keraton Surabaya, VOC, dan era kemerdekaan," ungkap pecinta budaya dan sejarah Surabaya, Tommy Priyo Pratomo, Senin (4/1/2021).

Menurut tokoh yang masih keturunan leluhur, ia melanjutkan, kawasan Praban dulunya ditempati oleh pedagang China dan kiai yang kaya.

"Ternyata bukan Belanda yang membangun. Tapi karena pada era itu arsitektur Belanda sedang ngetren dan mereka mampu membangunnya, maka bangunannya seperti ini," katanya.

Ketua RW 4 Praban Wetan, Rianto menambahkan, kawasan ini terdapat dua langgar dan makam bersejarah.

Baca juga: Omzet Pabrik Tahu Tertua di Surabaya Justru Meningkat 100 Persen di Tengah Meroketnya Harga Kedelai

Baca juga: Mulai Kain Ecoprint Sampai Busana Pesta, 9 Desainer Warnai Gelaran Runway on Ice SFF Hari Ketiga

"Salah satunya Langgar Shuhadah yang sudah berusia ratusan tahun. Juga ada makam bersejarah di sini. Semua dirawat oleh juru kunci masing-masing," katanya.

Langgar tersebut, lanjut Tommy, bergaya Belanda. Di sana terdapat dinding bekas peluru saat peristiwa pertempuran 10 Nopember.

"Ada juga Langgar Buyut Rembono yang usianya juga sangat tua. Suasana kampung juga tenang, menurut saya sangat bisa untuk menjadi destinasi wisata," ujarnya.

Sedangkan makam yang masih dirawat sampai sekarang yakni makam Joko Jumput yang merupakan tokoh babat Surabaya di kawasan ini.

Baca juga: Malam 1 Suro, Tahun Baru Islam 1442 H, Inilah 3 Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Muharram

Baca juga: Soal Kajian Sekolah Tatap Muka di Surabaya, Pemkot Siapkan Skema dan Pola Pembelajaran

"Ada juga makan Nyai Praban yang disebut sebagai Joko Jumput. Ia dimakamkan bersebalahan dengan suaminya, Mbah Buyut Rembono," ujar Tommy.

Menurutnya, kawasan ini menyimpan banyak kisah dan bukti sejarah yang harus dilestarikan.

"Ke depan tentunya harus lebih ditata supaya bisa menjadi aset di bidang pariwisata. Menjadi edukasi tentang sejarah Surabaya," pungkasnya. 

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved