Berita Entertainment
Heboh Aksi BCL Lakukan Swab Antigen Sendiri ke Temannya, Tuai Kritik, Bahaya Bisa Bikin Hidung Patah
Aksi BCL lakukan swab antigen sendiri panen kritik. Aksi itu dinilai sangat berbahaya karena bisa membuat hidung patah. Videonya viral di media sosial
TRIBUNJATIM.COM - Beberapa waktu lalu viral di media sosial aksi BCL lakukan swab antigen sendiri.
Dalam video tersebut, tampak penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL) yang melakukan tes swab antigen kepada temannya sebelum berkumpul yakni Vidi Aldiano dan Nino RAN.
Video itu viral dikarenakan BCL melakukan swab kepada temannya seorang diri, tanpa bantuan tenaga profesional.
Tindakannya itu lantas banjir kritik karena dinilai sangat berbahaya.
Seperti diketahui, tes swab antigen kini menjadi salah satu syarat untuk melakukan perjalanan jauh.
Melakukan tes swab sebaiknya dengan bantuan tenaga profesional.
Jika tidak maka akan berbahaya. Tak hanya bisa merusak hidung, melakukan swab sendiri juga dapat menyebabkan risiko penularan.

Baca juga: Bocor Chat Aneh Chacha Sherly Sebelum Meninggal, Ungkap Ingin Bertemu, Keanu: Kok Gini Ngomongnya
Baca juga: Lirik Lagu Tanpa Batas Waktu Cover Amanda Manopo Pemeran Andin Ikatan Cinta, Trending di YouTube
Tak jauh berbeda, baru-baru ini di media sosial juga ramai pembicaraan terkait kisah dari seorang dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Dalam gambar tangkapan layar yang beredar, dokter THT itu menceritakan dirinya kedatangan pasien yang kebingungan karena terpapar Covid-19 dari temannya.
Pasien tersebut terpapar setelah melakukan saling swab dengan ketiga temannya tanpa bantuan tenaga profesional. Ternyata salah satu dari mereka positif Covid-19.
Padahal saat melakukan swab sendiri, tidak ada satu pun dari keempat orang itu yang menggunakan alat pelindung diri (APD).
Melakukan swab sendiri tanpa bantuan tenaga profesional memang tidak dianjurkan. Menurut DR. dr Sarwastuti Hendradewi, SpTHT-KL (K).,Msi Med, tindakan itu sangat berbahaya.
Ada beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi apabila swab tidak dilakukan oleh tenaga profesional. Pertama, kesalahan hasil pemeriksaan.
Baca juga: Teddy Akhirnya Muncul & Tetap Ngotot Dapat Warisan Lina, Dibundel Baru Dibagi 2, Gini Respons Sule
Baca juga: Vidi Aldiano Kini Hidup Hanya dengan 1 Ginjal, Pilih Jadi Vegetarian dan Stop Konsumsi Daging Merah
Dokter yang akrab disapa Dewi itu menjelaskan, swab merupakan tindakan di nasofaring untuk mengambil spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan.
Swab nasofaring dilakukan melalui lubang hidung. Hidung merupakan organ yang memiliki struktur anatomi sempit.
Belum lagi di hidung banyak bangunan-bangunan dan pembuluh darah serta mukosa (lapisan kulit dalam) yang tipis.
Menurut Dewi, orang awam yang melakukan swab sendiri tidak memahami struktur anatomi hidung dan tidak mengetahui bagian yang harus diambil.
"Jadi bagian yang diambil enggak sampai ke tempat seharusnya yang menjadi bahan pemeriksaan," ujar Dewi kepada Kompas.com ( TribunJatim.com Network ), Senin (4/1/2020).
Kesalahan dalam pengambilan bagian untuk pemeriksaan bisa memberikan hasil yang tidak tepat. Bisa jadi hasil pemeriksaan harusnya positif. Tapi karena tempat pengambilannya salah, hasilnya menjadi negatif.
Baca juga: Absen Nyanyi 4 Bulan, BCL Kini Beranikan Diri Tampil di Virtual Showcase Melangkah Lagi Malam Ini
Baca juga: Sinopsis Cinta Nikita Tayang Perdana Malam Ini di SCTV, Dibintangi Rizky Billar dan Nikita Willy
Sakit dan patah

Selain itu, bisa jadi orang yang hendak diswab memiliki struktur hidung bengkok sehingga rongga hidung lebih sempit.
Apabila yang melakukan swab tidak memahami struktur tersebut dan asal mengambil, maka bisa menyebabkan kesakitan luar biasa.
Risiko selanjutnya adalah patahnya tangkai yang digunakan untuk melakukan swab. Hal ini dikarenakan fungsi hidung ketika terkena benda asing.
"Fungsi hidung menimbulkan refleks bersin. Kalau memasukkan tangkainya kena mukosa, bisa bersin, dan risiko putus tangkainya. Ini sering terjadi," kata Dewi.
Apabila tangkai patah di dalam, sementara yang melakukan swab tidak paham cara mengambilnya, maka risikonya bisa terjadi pendarahan di hidung atau epistaksis.
Risiko pendarahan juga bisa terjadi jika tangkai swab mengenai pembuluh darah. Dewi menekankan, di hidung banyak sekali pembuluh darah yang mudah pecah.
"Pendarahan yang banyak bisa menimbulkan syok karena panik. Selain itu, pendarahan yang banyak bisa menyumbat jalan napas, yang berakibat fatal," tambahnya.
Dewi mengatakan, epistaksis atau pendarahan yang banyak merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan di bidang THT. Kondisi ini perlu ditangani dengan segera.
"Jangan sampai risikonya fatal bukan karena swab untuk pemeriksaan Covid-19, tapi karena efek samping epistaksis," ujar dokter yang berpraktik di Departemen THT RS Dr Muwardi Surakarta itu.
Baca juga: Cegah Sebaran Klaster, 2 Pasien Covid-19 Dijemput Tim Covid Hunter Polresta Malang Kota
Baca juga: Jadwal Buka Posko Layanan Rapid Test Antigen Covid-19 di Bandara Juanda Surabaya Beserta Harganya
Tenaga profesional
Dewi mengingatkan, sebaiknya swab dilakukan oleh tenaga profesional yang sudah mengetahui teknik swab dan struktur anatomi hidung dengan baik.
Dengan begitu dapat meminimalkan risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Lebih aman melakukan swab di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut," kata Dewi.
Selain itu, tenaga profesional yang melakukan swab sudah dilengkapi APD untuk melindungi dirinya terpapar virus.
"Prinsipnya 'kan kalau mau melakukan swab, orang yang di-swab itu positif, meskipun nanti hasilnya negatif. Jadi tenaga profesional sudah memproteksi diri dengan memakai APD lengkap," pungkas Dewi.
(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul Aksi BCL Lakukan Swab Tanpa Bantuan Medis Tuai Kritik, Ternyata Sangat Bahaya Bisa Patahkan Hidung dan di Kompas.com dengan judul "Jangan Coba-coba Swab Antigen Sendiri, Ini Bahayanya"