Anggota Dewan Sebut Aksi Blusukan Risma di Jakarta 'Norak': Jangan Lebay, PDIP Berikan Pembelaan
Seorang anggota dewan sebut aksi blusukan Mensos RI Risma di Jakarta 'norak', "jangan lebay aja", PDIP berikan pembelaan.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Belakangan ini, aksi blusukan Mensos Risma di Jakarta menuai sorotan publik.
Namun, ada beberapa pihak yang menganggap aksi blusukan Risma berlebihan dan pencitraan.
Seperti anggota DPRD DKI Jakarta yang mengomentari aksi blusukan RIsma tersebut 'lebay' dan 'norak'.
Meski juga tak sedikit yang tak mempermasalahkan aksi blusukan Risma tersebut.

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono mengomentari aksi blusukan Mensos RI Tri Rismaharini di Jakarta.
Dia menilai, blusukan tersebut dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.
"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan norak jadinya."
"Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa (5/1/2021), seperti dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com.
Mujiyono bahkan menawarkan Risma apabila ingin bertemu banyak gembel di Jakarta.
Yaitu jangan mencari di daerah steril seperti Sudirman-Thamrin yang akan jarang terlihat.
Dia mengatakan, sebaiknya Risma datang ke daerah kumuh di Jakarta Barat karena di sana bisa banyak ditemukan gelandangan.
"Kalau mau lagi (ketemu gelandangan), sono di Jakarta Barat," tutur politisi Demokrat ini.

Baca juga: IDENTITAS Pengemis yang Ditemukan Mensos Risma Dicari Anies, Real atau Settingan? Wagub: Baru Dengar
Menurut Mujiyono, di sekitar bantaran Kali Angke masih banyak gelandangan berkeliaran karena memang merupakan daerah kumuh dan padat penduduk Jakarta.
Dia tak segan mengatakan, apa yang dilakukan Risma merupakan gerakan politis untuk mencari citra di tengah masyarakat.
"Sekali lagi saya bilang apapun aktivitas politik yang dilakukan tokoh politik pasti bernuansa politis," kata dia.
Sementara itu, anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Nasdem, Nurhadi, tak mempermasalahkan Mensos Risma blusukan di beberapa titik di DKI Jakarta.
Ia menilai, blusukan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan pola kerja Risma untuk mengetahui situasi di lapangan.
"Mungkin kebiasaan Ibu Tri Rismaharini untuk blusukan adalah gaya bekerja beliau agar lebih tahu persoalan yang ada di lapangan," kata Nurhadi saat dihubungi, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: CCTV Sudirman Bukti Keaslian Blusukan Mensos Risma yang Dicurigai Publik, Pemprov Ungkap Faktanya
Namun, Nurhadi mengingatkan Risma untuk tetap memperhatikan tugas lain di Kementerian Sosial.
Salah satunya, membenahi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar distribusi bantuan sosial menjadi tepat sasaran.
"Ada PR yang lebih penting."
"seperti misalnya permasalahan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) juga harus menjadi atensi Ibu Mensos agar Bansos tepat sasaran, tidak ada celah untuk dikorupsi," ujarnya.
Lebih lanjut, Nurhadi mengingatkan, Kementerian Sosial telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,36 triliun dalam RUU APBN 2021 untuk membenahi DTKS yang menjadi dasar penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
"Peningkatan kualitas data terpadu merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo agar penyaluran bantuan pemerintah tepat sasaran dan efektif mendorong perekonomian," kata dia.
Baca juga: SYARAT Mensos Risma Jawab Fitnah Pencitraan karena Blusukan Kata Pengamat, Rocky: Harusnya di Kantor
Dilansir TribunJatim.com dari Tribunnews.com, pihak PDI Perjuangan (PDIP) lantas membuat pembelaaan atas aksi yang dilakukan Tri Rismaharini.
Meski terus mendapatkan komentar miring, namun Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto justru membela Risma yang aktif melakukan blusukan di DKI Jakarta pasca dilantik.
Menurutnya, aksi blusukan tersebut adalah karakter Risma yang memang kerap turun ke bawah.
Hasto mengatakan, apa yang dilakukan Tri Rismaharini adalah cara membangun harapan rakyat kecil, agar tidak lagi merasa tertinggal.
Ia lantas mengatakan bahwa sikap Risma adalah cerminan baik saat dirinya menjadi Wali Kota Surabaya yang bisa mengayomi masyarakat.
Hasto lalu mengatakan, aksi blusukan Risma menunjukkan sikap seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat.
Menurut dia, tradisi menyapa masyarakat secara langsung mesti jadi bagian dari kultur kepemimpinan nasional.
"Tradisi blusukan ini juga dilakukan oleh Presiden Jokowi sebelumnya ketika beliau menjadi Gubernur."
"Sehingga ini harus menjadi bagian kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1/2020).

Baca juga: Kuasa Hukum Teddy Ternyata Tak Dibayar, Sudah Mati-matian Bantu Klien Rebut Harta Warisan Lina
Adapun semenjak resmi bertugas sebagai Mensos, Risma beberapa kali blusukan ke sejumlah tempat di Jakarta.
Antara lain, di sekitaran kantor Kementerian Sosial, lalu ke kolong tol di Pluit, Jakarta Utara.
Risma juga sempat berbincang dengan tunawisma di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Saat blusukan pada Senin (28/12/2020), Risma bertemu dengan seorang pemulung dan istrinya yang tengah mendorong gerobak di flyover Jalan Pramuka.
Risma pun berbincang dengan pemulung tersebut, termasuk bertanya perihal penghasilan sehari-hari yang didapat pemulung tersebut.
Setelah mendengar curahan hati pemulung, Risma berjanji akan mencarikan rumah layak huni sekaligus memberikan pelatihan agar si pemulung bisa memperbaiki kualitas hidup.
"Bapak, Ibu, saya carikan rumah jadi enggak perlu ada biaya ngontrak. Tetap cari sampah seperti ini."
"Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk Bapak. Sambil saya ajari usaha."
"Masak mau terus kayak gini, ya? Mau ya?," kata Risma.
Baca juga: Adegan Syuting Terakhir Chacha Sherly Bak Pertanda?, Melaney Marah Sang Biduan Kelayapan, Gila Sih