Penyebab Jatuh Sriwijaya Air, KNKT: Bisa Kirim Data, Percakapan Terakhir Pilot Terekam, Ini Isinya?
Penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 sedikit demi sedikit mulai terbaca, KNKT juga membongkar isi percakapan terakhir Captain Afwan sebelum terjatuh.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 bisa diprediksi KNKT, sebagai pihak yang berwenang menginvestigasi kronologi di balik tragedi.
Setelah melakukan pencarian di hari keempat, banyak temuan baru yang penting.
Satu di antaranya juga adalah black box atau kotak hitam yang akan menjawab alasan jatuh.
Ada fakta-fakta terbaru dari beberapa penemuan yang telah diinvestigasi oleh KNKT.

KNKT ( Komite Nasional Keselamatan Transportasi ) telah mengunggah rilis yang menyatakan investigasi awal mereka terhadap penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ182.
Dari serpihan yang ditemukan hingga fakta di lapangan terkuak bahwa sebenarnya pesawat yang ditumpangi 54 orang itu tidak dalam keadaan mesin yang mati.
Proses mesin bekerja diduga masih berlangsung bahkan saat menyentuh air laut ketika terjatuh.
Mesin diduga mati ketika pesawat nahas tersebut terjun ke dasar laut di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Ada hasil investigasi KNKT terkait kondisi pesawat saat itu.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan data radar (ADS-B) dari AirNav Indonesia.

Berdasarkan data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah Barat Laut.
Pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.
Selanjutnya, pesawat tercatat mulai turun dan dari data terakhir pesawat berada pada ketinggian 250 kaki.
“Terekamnya data sampai 250 kaki mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu kirim data."
"Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air,” ujar Soerjanto dalam keterangan resminya, Selasa (12/1/2021), seperti dikutip dari Kompas TV.
Selain itu, lanjut Soerjanto, pihaknya juga mendapat data dari KRI Rigel terkait sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 sampai 400 meter.
“Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air,” kata dia.

Sorjanto menambahkan, temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan Basarnas salah satunya adalah bagian mesin, yaitu turbin disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
“Kerusakan pada fan blade menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan."
"Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketingguan 250 kaki,” ungkapnya.
Baca juga: Butuh 3 Jam Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Tapi Pencarian Belum Usai, Masih Perlu CVR
Sementara itu, pihak KNKT masih terus mengumpulkan berbagai data termasuk Black Box yang saat ini sudah ditemukan.
KNKT juga telah mengetahui isi percakapan pilot Sriwijaya Air SJ182 dengan menara pengawas dan petugas sinyal.
Telah diketahui isi atau bunyi percakapan terakhir Captain Afwan dengan petugas lalu lintas dalam bentuk transkrip.
Kini pihak KNKT juga sudah bisa mengetahui isinya, apa sebenarnya yang dibicarakan Captain Afwan detik-detik sebelum pesawat menghujam air laut Kepulauan Seribu?
Rupanya, isi rekaman perbincangan pilot Sriwijaya Air tersebut sesaat sebelum pesawat Sriwijaya Air jatuh dan hilang kontak.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak dan jatuh di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
"Kita kumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan Pengatur Lalu Lintas Udara," jelasnya Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo dilansir video Antara, Minggu (10/1/2021), via Kompas.com
KNKT sudah menerima beberapa komponen pesawat yang akan digunakan untuk investigasi penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.
Baca juga: Anak Tak Mau Ikut, Ibu Pulang dari Tegal Naik Sriwijaya Air SJ 182 Lalu Jatuh, Sepupu: Suami Nunggu
Komponen pesawat yang diterima di antaranya GPS dan radio meter, alat peluncur darurat, dan bagian ekor pesawat.
Sementara, diakui Nurcahyo, KNKT tengah mengkaji data radar pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum dilaporkan hilang kontak.
"Tim juga sudah berhasil mendapatkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat. Ini nanti akan kita kaji lebih lanjut," ujar Nurcahyo.
Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB, atau empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 jiwa.
Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut.
Air Traffic Controller (ATC atau petugas pengatur lalu lintas udara) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Baca juga: Sejoli Naik Sriwijaya Air SJ 182 Pakai KTP Teman, Tak Masuk di Daftar Korban, Paman Berharap Bantuan
