Pemkot Surabaya Tahun ini Bangun Rusun di Pakal dan Gunung Anyar
Pemkot Surabaya segera membangun kembali dua rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) baru di Pakal dan Gunung Anyar yang diprioritaskan untuk kelompok
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Khabar gembira bagi warga Surabaya kurang mampu yang belum punya rumah. Pemkot Surabaya segera membangun kembali dua rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) baru di Pakal dan Gunung Anyar yang diprioritaskan untuk kelompok masyarakat ini.
"Secepatnya akan kami bangun dua Rusunawa itu. Sedang kami matangkan bersama Bappeko mekanisme pembiayaan proyek ini," kata Kabid Permukiman Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Adi Gunita, Rabu (13/1/2021).
Rencana membangun Rusunawa itu sudah masuk Program prioritas DPRKP CKTR tahun ini. Hampir setiap tahun Satker di bawah Pemkot Surabaya ini merealisasikan penyediaan hunian bagi warga MBR Surabaya.
Namun karena proyek hunian vertikal itu akan berjalan dalam suasana pandemi yang lesu, mereka berencana memodifikasi pembiayaan dan pengerjaan proyek hunian itu dengan menggandeng pihak swasta. Tidak melulu APBD.
"Formulanya masih akan kami bicarakan dengan Bappeko bagaimana baiknya. Yang jelas proyek dalam waktu dekat harus segera dilelang," tandas Adi kepada TribunJatim.com.
Setiap satu hunian vertikal Rusunawa itu rencananya akan menelan anggaran Rp 20 miliar. Keduanya akan menempati aset atau lahan Pemkot. Rencananya Rusunawa Pakal berada di sekitar Polsek Pakal.
Baca juga: DAFTAR TERBARU Biaya Haji 2021, Embarkasi Surabaya Berapa? Bakal Ada 3 Alternatif Pemberangkatan
Baca juga: Wali Kota Abdullah Abu Bakar Sampaikan Dukacita Meninggalnya Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Sunyata
Baca juga: Silaturahmi Dengan Panitia Kongres Sunda, Ketua DPD RI RI LaNyalla Dapat Gelar Akang
Sementara Rusunawa Gunung Anyar satu kompleks dengan Rusunawa Gunung Anyar lama. Setiap satu gedung Rusunawa itu berkapasitas sekitar 100 unit.
Adi mengatakan pembangunan Rusunawa memang diprogramkan tiap tahun. Sebab, antrean yang masuk ke Dinas Pengelola Bangunan dan Tanah (DPBT) sudah cukup banyak. Hingga akhir tahun 2020 kemarin, daftar nama yang sudah masuk ke dalam waiting List sudah 10.000.
Perlunya peran serta swasta dalam pembiayaan Rusunawa karena nantinya saat jadi tidak mungkin mematok tarif tinggi kepada calon penguni. Di satu sisi, pembiayaan hunian berkapasitas di atas lima lantai tentu membutuhkan biaya yang lebih.
Dengan direalisasikan dua Rusunawa baru itu bisa memangkas waiting List pengantre Rusun.
"Soal pembiayaan dan pengelaan nanti kami serahkan Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah," kata Adi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Maria Ekawati Rahayu menjelaskan bahwa saat ini ada total sudah ada 27 Rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya. Sementara ada 13.811 jiwa atau 4.598 KK tinggal di Rusunawa.
Mereka berhak menempati Rusunawa dengan tarif paling mahal Rp 100.000 per bulan.
"Namun dari semua penghuni rusun tidak semua taat dan tertib. Banyak yang belum bayar juga. Mari hak dan kewajiban dipenuhi," kata Yayuk, sapaan Maria Ekawati Rahayu kepada TribunJatim.com.
Jika ada Rusunawa baru nanti, warga MBR yang tidak punya dan sudah masuk waiting List yang berhak menempati Rusunawa di Pakal dan Gubung Anyar. (Faiq/Tribunjatim.com)