Penanganan Banjir Jember di Tengah Belum Cairnya Gaji dan Uang Lelah Pegawai Serta Macetnya Anggaran
Penanganan banjir yang melanda Jember di saat gaji dan uang lelah pegawai belum cair serta macetnya anggaran.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dwi Prastika
Karenanya, ketika banjir melanda Kecamatan Tempurejo, terutama Desa Wonoasri, penanganan sedikit kelimpungan, terutama dari sisi makanan siap santap.
Baca juga: Bupati Lumajang Thoriqul Haq Berikan Beasiswa ke Ratusan Mahasiswa, Bantu Ringankan Biaya Pendidikan
Ketika banjir menggenangi rumah warga Desa Wonoasri, maka salah satu kebutuhan utama adalah makanan siap santap. Sebab, warga tidak bisa memasak akibat rumah terendam air.
Pengalaman banjir sebelumnya di Wonoasri, ketika banjir melanda, petugas kemanusiaan segera mendirikan dapur umum. Dapur umum itu bisa didirikan oleh Tagana Dinas Sosial, maupun BPBD Jember.
Namun hingga hari kedua banjir di Desa Wonoasri, dapur umum belum berdiri. Beruntung pihak desa berinisiatif membangun dapur umum mandiri.
"Kami desa membuat dua dapur umum mandiri," ujar Pjs Kades Wonoasri Budiono.
Dapur umum itu memakai rumah warga yang aman dari banjir. Warga bergotong royong memasak, yang kemudian diberikan kepada warga yang mengungsi, juga relawan dan petugas.
Karena, sembako milik BPBD Jember menipis, bantuan datang dari BPBD Provinsi Jawa Timur.

"Iya, ada bantuan sembako mentah dari BPBD provinsi. Itu yang kami distribusikan ke dapur mandiri milik desa," ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Jember, Heru Widagdo.
Meski di tengah keterbatasan, Heru menegaskan, pihaknya tetap bekerja secara profesional.
"Karena ini adalah kerja kemanusiaan, kami harus profesional. Kami mencari cara untuk melakukan penanganan darurat banjir ini," tegasnya.
Heru tidak mau berbincang banyak tentang PNS Pemkab Jember, seperti dirinya, yang belum menerima gaji di bulan Januari 2021. Atau juga uang lelah untuk petugas TRC yang skemanya diatur dalam APBD Jember.
"Berbicara tentang kebencanaan itu, bareng-bareng. Saya bersyukur, banyak yang membantu. Karenanya, kepada para donatur, saya minta kalau membantu sebaiknya koordinasi dengan posko. Kalau untuk banjir Wonoasri ya di Balai Desa Wonoasri. Supaya bantuan tidak dobel, atau ada warga yang tidak menerima bantuan," tegasnya.
Petugas kesehatan dari Puskesmas Curahnongko, baik yang berstatus PNS maupun non-PNS juga belum mendapatkan hak keuangan mereka. Meski begitu, mereka tetap bekerja tak kenal lelah di posko pengungsian Balai Desa Wonoasri.
Pjs Kades Wonoasri Budiono yang berstatus PNS di Kecamatan Tempurejo, juga termasuk yang belum gajian, namun tetap berjibaku mengevakuasi warga desanya dan mengkoordinasi perangkatnya untuk menangani banjir.
Sekdes Wonoasri Suharyono yang dua hari terakhir kurang tidur karena mengurusi warga desanya, juga harus bersabar karena belum gajian.