Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Terjawab Sebab Orang Positif Corona Meski Sudah Vaksin? Ahli Bahas Letak Suntikan: Tak Ada Proteksi

"Injeksi di bahu itu menimbulkan antibodi IgG bukan IgA," kata Ahmad Utomo, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Freepik
ILUSTRASI Berita terkait vaksin virus Corona atau vaksin Covid-19. 

Untuk diketahui, antibodi IgG adalah tipe antibodi yang paling umum muncul setelah injeksi bahu dan biasanya bersirkulasi di dalam pembuluh darah.

Sementara antibodi IgA adalah tipe antibodi yang disekresi dan biasanya muncul di selaput lendir seperti rongga napas atas mulut dan hidung tenggorokan.

Lihat gambar ilustrasi dari artikel yang ditulis F Kramer dalam jurnal Nature 2020 untuk lebih jelasnya.

Ilustrasi peluang terinfeksi virus setelah divaksin di bahu dan proteksi saluran napas atas. Gambar diambil dari artikel yang ditulis F. Kramer dalam jurnal Nature 2020.
Ilustrasi peluang terinfeksi virus setelah divaksin di bahu dan proteksi saluran napas atas. Gambar diambil dari artikel yang ditulis F. Kramer dalam jurnal Nature 2020. (F. Kramer/Journal Nature, 2020)

"Wajar jika uji klinis tidak menggunakan infeksi SARS-CoV-2 sebagai primary outcome, tetapi menggunakan gejala sebagai primary outcome-nya," kata Ahmad.

"Maka, masuk akal jika Bupati Sleman terinfeksi karena memang tidak ada proteksi di rongga napas atas," imbuhnya.

Dengan kata lain, vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke bahu tidak bisa memproteksi tubuh secara keseluruhan karena tidak ada yang memproteksi saluran atas.

Hal ini membuka peluang virus untuk masuk tubuh melalui hidung. Informasi krusial ini disebut Ahmad dilewatkan pemerintah dalam edukasinya kepada masyarakat.

Baca juga: Tambah Fasyankes, Vaksinasi Covid-19 Tenaga Kesehatan Surabaya Ditarget Rampung 2 Minggu ke Depan

Ahmad mengingatkan, mereka yang sudah divaksinasi berpotensi sebagai penular dan kondisi ini rawan.

Maksudnya, ketika seseorang menjadi penular virus apalagi dalam situasi masih menunggu jatah vaksinasi, periode ini bisa menciptakan jutaan orang tanpa gejala (OTG) dalam waktu singkat.

"Maka, tugas pemerintah itu mengedukasi rakyat terkait biologi pandemi dan juga biologi dari mekanisme vaksin saat ini," tegas Ahmad.

Ahmad menuturkan, logika biologi ini adalah landasan mengapa kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak 1-2 meter, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas), baik sebelum maupun sesudah vaksinasi.

Baca juga: Mundur Lagi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Ponorogo, Info Terbaru: Vaksin Datang Awal Februari

Dia mengingatkan, jika masyarakat tidak menerapkan 5M maka vaksin tidak ada gunanya.

"Vaksin memberikan proteksi ekstra, bukan pengganti 5M," tegasnya.

Hingga saat ini, tidak ada satu pun bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin dapat memutus penularan.

"Ingat lapisan keju, vaksin adalah lapis terakhir. Artinya, untuk menurunkan kasus baru ya pemerintah harus percepat testing dan tracing, 2T pertama dari 3T," kata Ahmad.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved