Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Terjawab Sebab Orang Positif Corona Meski Sudah Vaksin? Ahli Bahas Letak Suntikan: Tak Ada Proteksi

"Injeksi di bahu itu menimbulkan antibodi IgG bukan IgA," kata Ahmad Utomo, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Freepik
ILUSTRASI Berita terkait vaksin virus Corona atau vaksin Covid-19. 

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM - Mengapa orang bisa positif Covid-19 padahal sudah divaksin?

Pertanyaan seputar virus Corona dan vaksin Covid-19 itu kini banyak bermunculan.

Belum lagi baru-baru ini Bupati Sleman Sri Purnomo positif Covid-19 setelah pekan lalu menerima vaksin Sinovac

Penyebab hal itu bisa terjadi dikuak para ahli.

Ilustrasi berita vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi berita vaksinasi Covid-19. (Kompas.com)

Diketahui, Bupati Sleman Sri Purnomo kini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah dinas.

"Hasil antigen kemarin dan hasil PCR tadi pagi itu (Bupati Sleman Sri Purnomo) positif (Covid-19)," ujar Sekda Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, Kamis (21/1/2021).

Harda menyampaikan, Bupati Sleman Sri Purnomo saat ini dalam kondisi baik.

"Kami bersyukur setelah dilakukan foto scan paru-paru dan sebagainya alhamdulilah semuanya kondisinya sangat baik, jadi OTG. Beliau melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," ungkapnya.

Baca juga: Update Vaksin Covid-19 Varian Baru, Tak Pakai Suntikan Kini Lewat Hidung, WHO Bocorkan Keampuhannya

Berkaitan dengan Bupati Sleman yang terinfeksi Covid-19 usai divaksin, banyak rumor yang mengatakan bahwa ini disebabkan oleh bahan vaksin berupa virus yang dilemahkan, yang justru dapat menginfeksi orang yang divaksin.

Benarkah demikian?

Berikut penjelasan mengapa vaksin Covid-19 saat ini, apa pun mereknya, tidak didesain untuk mencegah infeksi.

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, menjelaskan, salah satu alasan kenapa orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19 karena injeksi vaksin diberikan di bahu.

"Injeksi di bahu itu menimbulkan antibodi IgG bukan IgA," kata Ahmad Utomo, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

"Kalau untuk mencegah infeksi, maka (yang dibutuhkan) bukan suntikan di bahu. Tapi, inhaler di rongga napas atas untuk memicu IgA," imbuh dia.

Baca juga: Apakah Tubuh Jadi Kebal Jika Sudah Divaksin Covid-19? Jangan Keliru Memahami, Cek Penjelasan Dokter

Untuk diketahui, antibodi IgG adalah tipe antibodi yang paling umum muncul setelah injeksi bahu dan biasanya bersirkulasi di dalam pembuluh darah.

Sementara antibodi IgA adalah tipe antibodi yang disekresi dan biasanya muncul di selaput lendir seperti rongga napas atas mulut dan hidung tenggorokan.

Lihat gambar ilustrasi dari artikel yang ditulis F Kramer dalam jurnal Nature 2020 untuk lebih jelasnya.

Ilustrasi peluang terinfeksi virus setelah divaksin di bahu dan proteksi saluran napas atas. Gambar diambil dari artikel yang ditulis F. Kramer dalam jurnal Nature 2020.
Ilustrasi peluang terinfeksi virus setelah divaksin di bahu dan proteksi saluran napas atas. Gambar diambil dari artikel yang ditulis F. Kramer dalam jurnal Nature 2020. (F. Kramer/Journal Nature, 2020)

"Wajar jika uji klinis tidak menggunakan infeksi SARS-CoV-2 sebagai primary outcome, tetapi menggunakan gejala sebagai primary outcome-nya," kata Ahmad.

"Maka, masuk akal jika Bupati Sleman terinfeksi karena memang tidak ada proteksi di rongga napas atas," imbuhnya.

Dengan kata lain, vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke bahu tidak bisa memproteksi tubuh secara keseluruhan karena tidak ada yang memproteksi saluran atas.

Hal ini membuka peluang virus untuk masuk tubuh melalui hidung. Informasi krusial ini disebut Ahmad dilewatkan pemerintah dalam edukasinya kepada masyarakat.

Baca juga: Tambah Fasyankes, Vaksinasi Covid-19 Tenaga Kesehatan Surabaya Ditarget Rampung 2 Minggu ke Depan

Ahmad mengingatkan, mereka yang sudah divaksinasi berpotensi sebagai penular dan kondisi ini rawan.

Maksudnya, ketika seseorang menjadi penular virus apalagi dalam situasi masih menunggu jatah vaksinasi, periode ini bisa menciptakan jutaan orang tanpa gejala (OTG) dalam waktu singkat.

"Maka, tugas pemerintah itu mengedukasi rakyat terkait biologi pandemi dan juga biologi dari mekanisme vaksin saat ini," tegas Ahmad.

Ahmad menuturkan, logika biologi ini adalah landasan mengapa kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak 1-2 meter, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas), baik sebelum maupun sesudah vaksinasi.

Baca juga: Mundur Lagi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Ponorogo, Info Terbaru: Vaksin Datang Awal Februari

Dia mengingatkan, jika masyarakat tidak menerapkan 5M maka vaksin tidak ada gunanya.

"Vaksin memberikan proteksi ekstra, bukan pengganti 5M," tegasnya.

Hingga saat ini, tidak ada satu pun bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin dapat memutus penularan.

"Ingat lapisan keju, vaksin adalah lapis terakhir. Artinya, untuk menurunkan kasus baru ya pemerintah harus percepat testing dan tracing, 2T pertama dari 3T," kata Ahmad.

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo juga memaparkan, hal yang perlu diketahui seseorang setelah menerima vaskin Covid-19.

"Ini yang harus diedukasi pemerintah terus menerus dimasyarakat. Setelah vaksinasi bukan berarti kita kebal terus lepas (3M) keliru itu," ungkap saat dihubungi Tribunnews.com ( grup TribunJatim.com ), beberapa waktu lalu.

Windhu menerangkan, pemberian dosis setiap vaksin harus tetap dan tepat waktu.

Alasannya agar dapat mencapai antibodi yang maksimal.

"Kalau Sinovac harus dua minggu jaraknya, tidak boleh melebihi jadwal itu enggak boleh. Misalnya kita mau pergi terus minta jadwal sendiri (vaksin), tidak bisa. Kenapa? karena kalau kita tidak tepat waktu maka dosis validnya atau valid use nya tidak tercapai. Jadi antibodi yang diharapkan setelah vaksinasi tidak tercapai," jelasnya.

Baca juga: Ribuan Tenaga Kesehatan di Surabaya Telah Disuntik Vaksin Covid-19, Jumlahnya Akan Terus Bertambah

Kemudian, bahwa antibodi atau respon imun itu baru terbentuk 7 - 14 hari setelah disuntik vaksin dosis kedua.

Karena kemanjuran vaksin baru muncul dua minggu setelah disuntikan kedua maka, penerima vaskin harus ketat melindungi dirinya dengan protokol 3M ketat agar tidak sakit, paling tidak sampai satu bulan ke depan.

"Hari ini disuntik maka antibodi yang terbentuk itu baru muncul sebulan lagi, karena kemanjuran itu muncul 7-2 minggu setelah suntikan kedua. Itu untuk melindungi dirinya. Sekarang artinya, kalau melindungi dirinya suaya tidak sakit, itu selama sebulan dia harus ketat 3Mnya," ungkap Windhu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Vaksin, Begini Penjelasan Ahli dan Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Divaksin, Epidemiolog: Bukan Berarti Usai Vaksin Kita Kebal.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved