Gus Miek Bertemu Dengan Pengemis, Ternyata Bukan Pengemis Sembarangan
Kendati Gus Miek telah wafat dan dimakamkan di Makam Auliya' Tambak Ngadi, Kecamatan Ploso, Kabupaten Kediri, Jawa Timur,
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
“Kok menunjukkan warung murah, tanya Miftah lagi.
“Ya, itu tadi mencemooh aku. Maksudnya, aku dilarang Takabur. Tapi, aku kan masih muda, ya tidak bisa kalau tidak takabur. Sedangkan dia sudah tua, ya pasti bisa untuk tidak takabur,” jawab Gus Miek.
(bener juga Gus, emang susah jadi anak muda, hehehe)
akhirnya, Gus Miek juga pernah berpesan kepada Amar Mujib (santri Ploso-Kediri yang sering mengikutinya).
“Jangan sekali-kali kamu Suudzon (buruk sangka) dengan siapa saja. Apabila ada orang yang meminta sumbangan, anggaplah ia bagian dari orang shalih (Minas-Shalihin). Bila ada pengemis meminta-minta, anggaplah ia bagian dari orang arif dan bijaksana (Min Al -Arifin).
Bila ada seorang kyai yang meminta sumbangan, anggaplah dia bagian dari orang-orang yang berpengetahuan sangat luas (Min Al Alimin).
Kalau sudah begitu, mintalah doa restu.
Cerita ini disarikan dari buku biografi Perjalanan dan Ajaran Kiai Hamim Djazuli (Gus Miek) karya M. Nurul Ibad.