Mengolah Kulit Pisang Jadi Kerupuk, Perempuan Asal Lumajang Kewalahan Layani Orderan Anak Jokowi
Toyibatur Rochmah warga Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian Lumajang sudah empat tahun punya bisnis macam-macam olahan pisang.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Pipin Tri Anjani
Reporter: Tony Hermawan I Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Menjadi hal Lumrah jika banyak masyarakat lokal Lumajang yang dikenal Kota Pisang punya bisnis macam-macam olahan pisang.
Satu di antaranya yaitu Toyibatur Rochmah warga Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian. Empat tahun sudah, wanita 39 tahun ini punya bisnis macam-macam olahan pisang. Mulai dari keripik, madu mongso, tape, steak, dan lain-lain. Sedikitnya ada 20 produk yang dihasilkan dari bahan baku buah pisang.
Saat mengolah pisang jadi produk-produk camilan atau makanan ringan tentu pisang dikupas terlebih dahulu.
Daging buah pisang yang dimanfaatkan, jelas menyisakan kulit yang pasti berakhir menjadi sampah. Paling-paling jadi makanan ternak.
Tapi di tangan Toyibatur, kulit pisang ternyata bisa dikonsumsi menjadi kerupuk enak dan gurih.
Baca juga: Sosok Suami Baru Yuni Shara, Akhiri Status Janda 12 Tahun? Mayangsari Kaget: Oh Ya Ampun Banyaknya
Baca juga: Tekan Sebaran Corona, Satgas Covid-19 Surabaya Bakal Assesment Perkantoran Secara Berkala
"Awalnya saya searching google cari manfaat kulit pisang ternyata nutrisinya sangat lengkap dan bisa dikonsumsi. Akhirnya coba bikin," kata Toyibatur, Senin (25/1/2021).
Ekseperimen dari coba-coba itu rupanya hasilnya tak bisa dipandang sebelah mata. Setahun menjual kerupuk kulit pisang, produknya sampai diminati putra Presiden Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep.
"Jadi saya kan punya kenalan dosen di UNEJ, beliau kenal sama Kaesang. Ternyata sama teman saya, kerupuk pisang ini dikirimkan ke Kaesang. Lah kok tertarik langsung pesan banyak," ujarnya.
Katanya, dalam sebulan ini saja ia harus mengirim kerupuk pisang buatannya ke Kaesang sampai 500 kilogram. Selanjutnya di bulan-bulan berikutnya, harus rutin mengirim 300 kilogram.
"Sampai kewalahan ini, karena prosesnya buat kan panjang dan rumit," katanya.
Dikisahkan Toyibatur, sebelum kerupuk pisang buatannya dikenal putra bungsu Jokowi, ia juga pernah bersusah payah mengenalkan produknya.
Ia pernah mengirim produknya kurang lebih berjarak 30 kilometer dari rumahnya, dengan jumlah orderan yang kurang sebanding.
Tapi katanya, memang di zaman sekarang usaha mikro tak bisa hanya menggantungkan promosi secara offline. Sosial media adalah platform untuk bisa menjangkau konsumen yang lebih luas.
"Produk saya semua saya promosikan ke medsos. Walaupun awal dulu atau kadang sampai sekarang, order sama jarak kirim tidak sebanding. Tapi positifnya lebih banyak. Justru lewat sosmed saya bisa dapat pasar yang lebih luas. Daripada cuma mengandalkan jualan biasa," katanya.
Baca juga: Besok 4000 Vaksin Covid-19 Dijadwalkan Tiba di Banyuwangi, Bupati Anas: Saya Siap Vaksinasi
Baca juga: Suami Kerja Demi Incess, Kelakuan Syahrini Nyeleneh, Lihat Posisi Kaki, Zoom Meeting Reino Disoroti