Dorong ABK Gali Potensi Diri dengan Terapi Kreativitas, Dimulai dari Pembiasaan dan Peran Orangtua
Terapi kreativitas disebut jadi solusi ABK menemukan potensi diri dan menyampaikan sesuatu dengan lebih mudah. Begini kata dr Sawitri Retno H.
Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Hefty Suud
Reporter: Melia Luthfi Husnika | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang istimewa. Namun, mereka seringkali kesulitan menyampaikan apa yang ada di benaknya.
Terapi kreativitas disebut bisa menjadi solusi untuk melatih ABK, supaya bisa menemukan potensi diri dan menyampaikan sesuatu dengan lebih mudah.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh dr Sawitri Retno H selaku Ketua Yayasan Peduli Kasih ABK dalam Webinar bertajuk 'Menerapkan Terapi Kreativitas untuk Anak Berkebutuhan Khusus'.
• Dua Pekan PPKM, Ponorogo Masuk Zona Oranye, Bupati Ipong: Kesadaran Masyarakat Patuhi Prokes Tinggi
• Tanggapan BMKG Juanda Soal Dentuman Misterius di Malang Raya: Kecil Kemungkinan Akibat Badai Petir
dr Sawitri mengatakan, anak perlu dilatih kreativitasnya supaya bisa menemukan potensi paling besar dari dalam diri.
"Salah satu cara melatih kreativitas anak ABK bisa dilakukan dengan pembiasaan. Kalau anak sudah terbiasa melakukan sesuatu dengan biasa maka ia akan lebih luwes dan tahu apa yang harus dilakukan," ungkap dr Sawitri.
Namun, kebiasaan tersebut tak boleh asal dilakukan. Menurut dr Sawitri, orangtua harus mendampingi anak dalam menemukan hal yang paling dia bisa.
• Kisah Berliku Pembalasan Dendam Wanita Cantik, Tunangan Direbut Pelakor Dibalas Nikahi Pacar Pelakor
• Cara Mendaftar Kartu Prakerja Gelombang 12, Login ke Laman www.prakerja.go.id, Simak Juga Syaratnya
"Sebelum membiasakan sesuatu, orangtua harus tahu dulu potensi anak di mana. Misal ada anak yang suka berbicara dan lancar membaca bisa diarahkan untuk latihan MC atau jadi host dan anak yang lancar menulis bisa dilatih untuk jadi penulis buku," dr Sawitri memaparkan.
Namun, pada anak yang masih belum dilihat jelas bakat atau potensinya, dr Sawitri mengimbau orangtua tak boleh menyerah. Sebab menurutnya setiap anak pasti punya sesuatu yang ia bisa
"Kalau anak belum terlihat potensi membaca, berbicara atau menulis bisa dilatih dengan menggambar atau melukis. Potensi anak memang berbeda. Bisa saja anak potensinya di seni. Diajari melukis di atas kain supaya bisa jadi benda yang berguna," dr Sawitri menjelaskan.
Untuk menunjang terapi kreativitas yang dilakukan anak ABK, Fajar Suryani selaku Okupasi Terapis mengaku ada beberapa hal yang perlu diterapkan supaya orantua dan anak bisa saling mendukung.
"Pertama, orangtua harus menerima dulu kondisi anak. Orangtua harus banyak belajar lewat membaca atau ikut seminar. Konsultasikan ke ahli soal kondisi anak. Ini akan membuka pandangan orangtua terkait apa yang harus dilakukan," kata Fajar.
Selain itu, peran orangtua dalam keberhasilan anak ABK merupakan hal yang sangat besar. Orangtua selain mengawasi harus turut mendampingi.
"Oleh karena itu kenapa komunikasi orangtua dan anak adalah hal kunci yang menentukan keberhasilan ke depannya. Intinya interaksi, komunikasi, baru menjalankan prosesnya," pungkasnya.