Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Surabaya

Rawon Setan Surabaya Tak Naikkan Harga di Tengah Pandemi Covid-19, Banyak Pelanggan Pilih Bungkus

Rawon Setan di Jalan Embong Malang Surabaya tetap buka di tengah pandemi Covid-19. Harga tidak naik. Banyak pelanggan pilih bungkus atau take away.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Hefty Suud
SURYA/ZAINAL ARIF
Pelanggan Menyantap Makanan Khas Surabaya yaitu Rawon di Rawon Setan Jalan Embong Malang Surabaya, Sabtu (13/2/2021). 

Reporter: Zainal Arif | Editor: Heftys Suud

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Surabaya memiliki berbagai macam menu enak menggugah selera yang diminati hingga warga luar daerah.

Satu diantaranya ialah rawon dan sup daging tradisional Indonesia.

Tempat kuliner rawon yang cukup terkenal adalah Rawon Setan yang berada di Jalan Embong Malang Surabaya.

Rawon Setan menyajikan menu rawon dengan rasa manis dan pedas yang berpadu menjadi satu.

Blunder Alisson dan Ozan Kabak Warnai Kekalahan Liverpool Dari Leicester City

Satgas Jawa Timur Imbau Rayakan Hari Valentine di Rumah Saja, Ingatkan Covid-19 Belum Berakhir

Meskipun harus menghadapi masa sulit saat pandemi virus Corona ( Covid-19 ), Owner Rawon Setan, Lusiati menjelaskan rawon setan dijual dengan harga yang sama dengan sebelum pandemi.

Seporsinya dibandrol Rp 36 ribu.

"Meskipun bahan-bahan dipasar harganya naik kami tidak menaikan harga, untuk bahan rawon ini kami ambil dari Surabaya semua," ungkap Lusiati kepada TribunJatim.com, Sabtu (13/2/2021).

Lusiati menegaskan akan tetap mempertahankan eksistensi Rawon Setan karena ia mengklaim Rawon Setan sudah menjadi satu diantara tempat ikon Kota Surabaya.

"Banyak pelanggan luar kota dan daerah bilang, kalau ke Surabaya tidak mencoba Rawon Setan rasanya tidak afdol," ujarnya.

Suratmin Sebatang Kara Tinggali Rumah Nyaris Ambruk di Kediri, Pasrah Walau Sulit Tidur Saat Hujan

Tergiur Gentong Ajaib, Warga Trenggalek Kena Tipu Modus Penggandaan Uang, Sapi Rp 17 Juta Raib

Meskipun mengalami penurunan jumlah pelanggan Lusiati tetap bertekad untuk tetap menjual rawon sebagai makanan tradisional khas Surabaya.

"Penjualan rawon turun sekali sampai 50 persen, biasanya habis sampai 100 sampai 130 kilo, sekarang habis 40 sampai 50 kilo. Tapi kami tetap jual karena takut mengecewakan pelanggan," ungkapnya.

Menyikapi perkembangan teknologi diera Pandemi, Lusiati juga ikut memanfaatkan peluang untuk menggunakan jasa platform online dan menyambut baik banyaknya pelanggan untuk menggunakan layanan take away.

"Ya lumayan membantu untuk pemasukan karena banyak juga yang pesan lewat media gojek dan grab. Disamping itu, kami juga senang banyak pelanggan yang memilih bungkus atau take away karena dapat meminimalisir penyebaran Covid-19," terangnya. 

Satu diantara pelanggan yang menyantap makanan, Melin Cahya merasa bersyukur meski dimasa randemi tetap dapat menyantap rawon favoritnya tersebut.

"Dari kecil saya suka rawon, tapi paling enak memang disini (Rawon Setan) karena dagingnya lembut dan enak bangetlah pokoknya," ujarnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved