Dendam Hati Ibu Putrinya Jelang Nikah Dibunuh Oknum Polisi 'Nyawa Balas Nyawa', Korban Lain Parah
Ada dendam membara di hati seorang ibu dimana putrinya menjadi korban pembunuhan keji seorang oknum polisi, tak hanya satu gadis saja, tapi dua.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Kedua korban yang masih belia tersebut dibuang di dua tempat yang berbeda yaitu di Serdangbedagai dan Kota Medan.
"Kemudian pelaku membuang mayatnya di dua tempat. Si PHL (Riska Fitria) dibuangnya di sekitar Kabupaten Serdangbedagai, sementara temannya di sekitar Kelurahan Pulo Brayan,” kata MP Nainggolan.
Ia menambahkan, ada hubungan antara pelaku dengan korban Riska Fitria yang bekerja sebagai Pekerja Harian Lepas di Polres Belawan.
"Sakit hati, hanya sakit hati karena si korban itu pegawai harian lepas di Polres Belawan bukan hubungan cinta, mungkin adalah masalahnya," katanya.
Ia membeberkan saat diperiksa pelaku menyebutkan motif membunuh karena sakit hati.
"Waktu ditanya polisi dia jawab karena sakit hati, kan dia yang tahu," jelasnya.
Baca juga: Gus Baha Tanggapi Wacana Gelar Pahlawan Nasional Untuk KH Maimoen Zubair

Kini, pihak keluarga yang paling merasakan sakit hati atas perlakuan oknum polisi itu.
Ayah dan ibu masing-masing gadis belia tersebut mengungkapkan rasa sakit dan pilunya mengetahui fakta nyawa anak telah tiada.
Ada kisah berbeda dari dua gadis belia dibunuh oknum polisi pembunuh berantai itu.
Misalnya saja Riska Fitria (21) dimana sang ibu menegaskan bahwa nyawa harus dibalas nyawa, dendam kepada Aipda Roni Syahputra.
Ani Kusmirawan (44), ibu korban Riska tak menyangka anaknya tewas di tangan seorang oknum polisi
Baca juga: Polisi Cekik 2 Gadis Sekaligus sampai Tewas, Korban sempat Minta Tolong, Ada Luka di Bagian Intimnya
"Ya Allah, terkabul doa kita," ujar ibu korban saat ditemui Tribun-Medan.com di kediamannya.
Ani mengaku mendapat info dari berita online soal sosok pelaku yang ternyata seorang oknum polisi.
"Kami tidak menyangka, pelakunya itu oknum polisi. Saya sudah bisa makan, sudah tenang anak saya di sana," ujar Ani yang menangis tersedu-sedu.
Ani kini hanya ingin pelaku diberikan vonis hukuman mati.