Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gus Baha : Jangan Membuat Sulit Umat Dalam Menjalankan Syariat Islam

KH Ahmad Bahauddin Nur Salim atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Baha, sejak kecil sudah mendapat ilmu dan hafalan Al Quran dari ayahnya, KH Nur Sal

Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Instagram.com/@gusbahaonline
Gus Baha atau Kiai dengan nama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim. 

“Kamu kan mengajarkan supaya orang berbuat baik kepada keluarganya. Mungkin orang yang tidak mengaji itu sedang mempraktekkan ajaran itu. Dia mungkin sedang makan Bakso dengan keluarganya.

Kamu kan mengajarkan supaya orang mencari nafkah yang halal. Nah, orang yang tidak datang itu mungkin sedang bekerja mencari nafkah yang halal untuk kehidupan keluarganya.

Kiai itu terdiam. Masak sih, Gus..?
"Loh kamu itu dikasih tahu kok gak percaya. Makanya, jadi kiai itu yang bijak. Kiai itu penyangga umat banyak. Kalau mau bikin kajian, ya jangan saat orang bekerja. Jangan sampai orang-orang berpikir bahwa Islam itu hadir sebagai masalah," papar Gus Baha yang kelahiran 29 September 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah ini.

Barakoh Miskin

Gus Baha keloyalan seorang santri kepada gurunya atau Kiainya.

"Coba misalnya anda jadi santri saya. Tak contohkan, biasanya santri kalau sama kiainya kan loyal.

"Kamu miskin punya ayam 2. Saya minta satu boleh nggak..? Boleh.," kata Gus Baha.

Gus Bahak melanjutkan, padahal ayam itu kalau dihitung hanya 50 persen.

"Terus punya uang 100 ribu. Saya minta 50 ribu, kira-kira boleh nggak..? Boleh.! Padahal itu 50 persen. Tapi kalau kamu kaya, punya uang 1 milyar. Saya minta 500 juta, boleh nggak kira-kira..? pasti berat.!
Padahal itu 50 persen. Gampang mana dermawannya orang kaya dengan orang miskin untuk beramal 50 persen? jelasn Gus Baha.

Selain Gus Baha juga mencontohkan seorang mahasiswa yang tergolong pas-pas dalam melangsungkan studinya.

"Itu mahasiswa yang masih miskin-miskin, uangnya hanya 100 ribu. Mentraktir temannya..Habis, nggak masalah. Padahal itu berarti 100 persen. Uangnya 50 ribu, diminta temannya, dikasihkan semua. Padahal itu aset satu-satunya. Tak masalah saat ini kamu miskin bisa jadi itu alasan Allah kelak memasukanmu ke Surga," jelas santri kesayangan kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen.

Boleh Kaya

Bahkan, Islam tidak melarang penganutnya untuk memiliki harta berlimpah. Apalagi yang bersangkutan adalah tokoh agama, sehingga keayaan yang ada dapat dimanfaatkan untuk kebaikan.

Penegasan tersebut disampaikan KH Bahauddin Nursalim pada Haul Majemuk Masyayikh dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Banyuputih, Situbondo Jawa Timur belum lama ini.

“Kalau pakai logika fikih, harta itu fitnah. Oke, seakan-akan harta itu masalah. Tapi kalau ini (harta) dimiliki orang dzalim, maka akan menjadi masalah besar. Sehingga orang saleh juga harus menguasai harta,” katanya di hadapan sejumlah tamu undangan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved