Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemuda di Ponorogo Rintis Usaha Kerajinan Aksesoris Dari Limbah Jati Belanda

Pemuda Desa Sukoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo menunjukkan kreativitasnya dengan memanfaatkan limbah kayu.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yoni Iskandar
sofyan arif candra /Tribunjatim
Pemuda Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Ponorogo Menyulap Limbah Jati Belanda Menjadi Kerajinan Aksesoris 

Penulis : Sofyan Arif Candra | Editor : Yoni Iskandar

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pemuda Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo menunjukkan kreativitasnya dengan memanfaatkan limbah kayu.

Berbekal semangat dan alat seadanya, mereka menyulap limbah kayu palet menjadi barang-barang yang mempunyai nilai seni yang tinggi.

Wandi (27) bersama pemuda sekitar ingin agar generasi muda di desanya tidak habis lantaran harus merantau ke luar pulau bahkan ke luar negeri.

"Awalnya prihatin melihat teman-teman main waktu kecil saya banyak yang merantau dan pemuda di desa ini habis. Padahal sebenarnya banyak yang bisa diolah untuk mendapatkan penghasilan," kata Wandi, Senin (15/3/2021).

Ia lalu membentuk wadah pemuda yang diberi nama creative culture.

Di dalam kelompok tersebut berisi pemuda dengan berbagai latar belakang pendidikan, mulai dari yang lulusan SMP hingga sarjana.

Ada yang bertugas sebagai produksi, dan juga yang bertanggung jawab di bidang pemasaran.

Baca juga: Hal yang Sengaja Disembunyikan Soal Harta Lina, Putri-Iky Terpukul, Anak Sule Miris: Mama Menangis

Baca juga: Tangkap 2 Kurir Sabu Jaringan Lapas Jatim, Polrestabes Surabaya Sita 5 Kilo Sabu dan Obat Terlarang

Baca juga: Gus Baha Soal Pandemi Covid-19, Jangan Terlalu Gelisah dan Takut Berlebihan

"Limbah kayu jati belanda ini kita desain sesuai pesanan. Ada yang minta jam dinding, gantungan kunci, name tag, miniatur perahu dan lainnya," ucap Wandi.

Harga yang dipatok Wandi untuk setiap produknya juga terbilang murah.

Misalnya saja jam dinding custom sesuai permintaan pelanggan, hanya dibanderol mulai Rp 120 ribu hingga Rp 200 ribu.

"Kita baru pasarkan lewat media sosial WhatsApp dan Facebook," jelasnya kepada TribunJatim.com.

Karena baru berjalan dua bulan, pelanggan Wandi baru berasal dari sekitaran Kabupaten Ponorogo saja.

"Kemarin ada yang pesan dari Jakarta. Tapi itu warga sini juga yang sekarang menetap di Jakarta," terang Wandi.

Karena melihat masa depan yang cerah dari usaha yang dirintisnya, Wandi samali berani untuk menjual motornya.

"Uangnya saya belikan alat agar produk kami semakin beragam dan berkualitas," cetusnya.

Wandi dan pemuda yang tergabung di creative culture punya harapan besar dengan usaha yang dirintisnya ini.

Mereka bertekad untuk menambah jenis produk yang bisa mereka jual dengan memanfaatkan potensi di desanya.

"Kita juga ingin belajar memperbaiki pemasaran kita melalui media online. Tidak hanya di media sosial tapi juga di market place," ucapnya kepada TribunJatim.com.

Dengan semakin banyaknya usaha di Desa Sidoharjo, Wandi berharap pemuda di desanya tak lagi harus merantau ke luar daerah.

Dengan begitu karang taruna Desa Sidoharjo bisa hidup dan kegiatan kepemudaan bisa lebih aktif lagi.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved