Anton Medan Berani Telepon Ahok 'Ingatkan Salah', sebelum Wafat Sering Sebut Nama BTP: Setia Kawan
Pernah terjadi saat Anton Medan berani menghubungi Ahok untuk mengingatkan tentang 1 hal.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap momen Anton Medan telepon Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama ( BTP ).
Anton Medan berani hubungi Ahok untuk mengingatkan tentang 1 hal.
Ahok pun ikut berduka setelah tahu Anton Medan meninggal dunia pada Senin (15/3/2021).
Cerita pertemuan terakhir pun dikuaknya.
Baca juga: Permintaan Terakhir Anton Medan Sebelum Meninggal Terwujud, Istri Nangis Pegangi Tangan, Anak: Fight
Anton Medan atau Mubalig Ramdhan Effendi meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit stroke dan diabetes.
Semasa hidup, Anton Medan dekat dengan Ahok.
Menanggapi kabar meninggalnya Anton Medan, Ahok mengatakan Anton Medan adalah sosok yang berani dan setia kawan.
"Beliau baik sama saya. Berani dan setia kawan," kata Ahok melalui pesan singkat kepada Kompas.com, dikutip TribunJatim.com, Selasa (16/3/2021).
Ahok juga menuturkan momen berkesan yang ia alami dengan almarhum.
Anton pernah berikan nasihat ke Ahok yang mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
"Beliau pernah telepon saya menasihati atas sikap saya yang menurutnya salah," kata Ahok.
Baca juga: Sosok Ini Ngotot Minta Jokowi 3 Periode, Rakyat Minta dengan Tulus, Sang Presiden Ogah Kabulkan?
Ahok terakhir kali bertemu dengan Anton pada Minggu (7/3/2021).
Ia mengaku menjenguk Anton setelah mendengar kabar sakitnya Anton.
Rupanya Anton Medan sering menyebut nama Ahok sebelum meninggal dunia.
"Dengar beliau sakit dan menurut adiknya sering sebut nama saya," ucap dia.
Baca juga: Muncul Nicholas Sean Dijodohkan Felicia Setelah Putus, Not My Type Lol, Lihat Pesona Putra Ahok
Anton Medan tutup usia di kediamannya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, pada Senin sore.
Meninggalnya pemuka agama keturunan Tionghoa ini telah dikonfirmasi oleh Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Ipong Hembiring Putra, Senin (15/3/2021).
Menurut Ipong, Anton meninggal setelah berjuang melawan sakit yang diidapnya.
"Iya benar, karena stroke dan diabetes," ujar Ipong saat dihubungi Kompas.com.
Sosok Anton Medan, dari Mafia Jadi Penceramah
Anton Medan adalah mantan mafia kelas kakap yang sudah bertobat dan kini menjadi seorang penceramah.
Anton yang memiliki nama asli Tan Hok Lian lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada 10 Oktober 1957.
Anton Medan memiliki rekam jejak cukup panjang di dunia hitam sebelum bertobat menjadi penceramah.
Catatan Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), Anton mengaku sudah 14 kali keluar masuk penjara sejak kecil.
Dia berulang kali masuk penjara atas kasus perampokan dan perjudian.

Dilansir dari Tribunnews.com ( grup TribunJatim.com ), Anton pernah menjadi sosok yang ditakuti saat era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Bahkan, Anton pernah dituduh ikut membakar salah seorang pengusaha saat kerusuhan 1998.
Namun, mantan mafia kelas kakap itu kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam pada 1992.
Dia bahkan pernah menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) pada 2012.
Setelah memeluk Islam, Anton mendirikan sebuah masjid bernama Masjid Jami' Tan Hok Liang di area Pondok Pesantren At-Taibin, Cibinong.
Gaya khas bangunan Masjid Jami' Tan Hok Tek Liong itu mengambil gaya bangunan Tionghoa sebagai ciri khas Anton yang keturunan Tionghoa.
Anton Medan Dalam Kenangan Anaknya
Anton Medan meninggal di usia 64 tahun meninggalkan 12 orang cucu dan 7 orang anak.
Salah satu anak almarhum, Delly Viki Ramdani mengatakan bahwa almarhum merupakan sosok ayah yang luar biasa baginya.
"Ayah Luar biasa, ketegasan beliau, sayang kepada anak, ngedidik kita untuk mandiri buat fight sama hidup. Alhamdulillah semua anak-anak dipersiapkan dengan mateng," katanya sembari menahan air mata, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Dia menjelaskan bahwa anak almarhum semuanya dimasukan ke pesantren di berbagai daerah termasuk dirinya.
Delly mengatakan bahwa sosok almarhum juga sangat totalitas dalam dakwah Islam sampai dia membangun pesantren At-Taibin di Cibinong, Bogor.
Sebab, kata dia, menjadi muslim keturunan Tionghoa, tidaklah mudah karena masih banyak diskriminasi.
"Makanya bapak bener-bener totalitas untuk merangkul orang-orang keturunan Tionghoa yang masuk Islam untuk jadi paguyuban satu yaitu Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)," katanya.
Baca juga: Akibat Mengalami Lapuk, Pohon Peneduh Jalan di Kota Malang Tumbang
Baca juga: Istri Sakit Tumor Otak Dibunuh Suami Pengangguran, Pelaku Muak Merawatnya, Warga Syok Lihat Pakaian