Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ngaji Gus Baha

7 Fakta Unik Gus Baha, Belum Banyak Yang Tahu ini Aslinya

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disapa dengan Gus Baha dalam suatu pengajian kitab bersama para santri menjelaskan tentang alasan kenapa seseor

Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Instagram kajian.gusbaha
KH Ahmad Bahauddin nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan ceramah agama. 

Penulis : Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disapa dengan Gus Baha dikenal sebagai Kiai yang sangat sederhana.

Dibalik penampilannya sederhana. Tetapi, ilmunya sangat dalam saat menjelaskan tentang Tafsir Al Quran, Hadits, dan mengkaji berbagai kitab klasik.

Selain alim dalam bidang Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an, ia juga menguasai berbagai bidang keilmuan Islam lainnya, mulai dari Fikih, Ushul Fikih, Tasawuf, Tauhid, Hadis, hingga Sejarah Peradaban Islam.

Saat ini KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini memiliki penggemar yang cukup besar di dunia maya.

Berbagai video ceramahnya bertebaran di Youtube dan media sosial lainnya. Mulai dari video dengan durasi 2-3 menit sampai yang lebih dari satu jam.

Dalam setiap pengajian, sesekali ia sisipi guyonan khas orang pondok.

Meski demikian, ketinggian ilmunya diakui banyak ulama lain. Tidak kurang Prof Quraish Shihab, ahli tafsir Al Quran memuji Gus Baha karena mampu menguasai detail tafsir Al Quran berikut fikihnya.

Dibalik penampilannya yang lekat dengan kemeja lengan panjang putih polos dan kopiah hitam yang sederhana pula, Gus Baha adalah ulama yang kajian-kajiannya banyak disukai umat.

Kita mencoba menguak sedikit tentang Gus Baha.

Baca juga: Gus Baha Pengalaman Bertemu Hantu Atau Syetan, Ini Cara Mensifatinya

Baca juga: Gus Baha : Jangan Mudah Didikte Orang, Bisa Goblok Bareng-bareng

Baca juga: TERPOPULER BOLA Raffi & Pengusaha Malaysia Akuisisi Klub Liga 2 - Ahmad Riyadh Jadi Ketua PSSI Jatim

1. Keturunan Ulama Ahli Quran

Gus Baha adalah putra seorang ulama ahli Al Quran bernama KH Nursalim Al Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Sebuah desa di pesisir utara Pulau Jawa.

Secara sanad keilmuan, KH Nursalim adalah murid dari KH Arwani Al Hafizh, Kudus, dan KH Abdullah Salam Al Hafizh, Pati. Dari jalur keluarga ayah inilah terhitung dari buyut hingga generasi keempat merupakan para ulama ahli Al Quran.

Silsilah dari jalur ibu pun juga berasal dari keluarga besar ulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Pesarean Mbah Sambu berada di area Masjid Jami' Lasem, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat kota Rembang. Menandakan bahwa kakek buyutnya adalah orang yang sangat berpengaruh.

Gus Baha menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al Quran langsung dari ayahnya sendiri. Hingga di usia belia, Gus Baha telah mengkhatamkan hafalan Al Quran beserta qiraatnya dengan lisensi ketat sang ayah.

Selama ini karakteristik bacaan dari murid-murid Mbah Arwani memang sangat ketat dalam hal tajwid dan makhorijul huruf.

2. Murid Kesayangan atau Muris Kinasih KH Maimoen Zubair

Selain menonjol dengan keilmuannya, Gus Baha merupakan sosok santri yang dekat dengan kiainya. Oleh ayahnya, Gus Baha memang dititipkan untuk mondok di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, asuhan KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Dalam berbagai kesempatan, Gus Baha sering mendampingi Mbah Moen untuk berbagai keperluan. Mulai dari berbincang santai hingga urusan mencari jawaban atas berbagai persoalan.

Termasuk, menerima tamu-tamu dan para ulama yang berkunjung ke Al Anwar. Gus Baha pun dikenal sebagai salah seorang santri kesayangan Mbah Moen.

Pernah pada suatu ketika Gus Baha dipanggil untuk mencarikan jawaban atas suatu persoalan oleh Mbah Moen. Saking cepatnya jawaban masalah itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, Mbah Moen terharu dan berkata, "Iyo ha'... Koe pancen cerdas tenan" (Iya ha'... Kamu memang benar-benar cerdas).”

3. Santri Paling Cerdas

Di Al Anwar ini Gus Baha sangat menonjol dalam ilmu fikih, hadits, dan tafsir. Terbukti, sejumlah amanat penting keilmiahan pernah diembannya selama mondok di Al Anwar, seperti Rois Fathul Mu'in dan Ketua Ma'arif di jajaran kepengurusan Al Anwar.

Saat mondok di Al Anwar ini pula beliau mengkhatamkan hafalan hadits shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi, dan sanadnya. Selain shahih Muslim, Gus Baha juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu'in dan kitab-kitab gramatika Arab, seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

Menurut sebuah riwayat, dengan banyaknya hafalan kitab Gus Baha tersebut dirinya sebagai santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya. Bahkan, tiap-tiap musyawarah yang ia ikuti, pasti akan ditolak oleh kawan-kawannya.

Sebab, ia dianggap tidak lagi berada di level santri umumnya tersebab kedalaman ilmu, keluasan wawasan, dan banyaknya hafalan kitab yang jauh di atas rata-rata santri lainnya.

4. Pilih Belajar di Pesantren

Riwayat pendidikan Gus Baha sebenarnya hanya mondok di pesantren ayahnya di Narukan dan Al Anwar, Sarang, saja. Ia pernah ditawari ayahnya mondok di Rushoifah atau Yaman.

Namun, Gus Baha memilih untuk tetap di Indonesia, berkhidmat pada Madrasah Ghozaliyah Syafi'iyyah di Pondok Pesantren Al Anwar dan pesantrennya sendiri LP3IA.

5. Menikah dengan Putri dari  Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan

Gus Baha menikah dengan seorang Ning pilihan pamannya dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.

Ada cerita menarik seputar pernikahan Gus Baha ini. Setelah acara lamaran selesai, Gus Baha menemui calon mertuanya dan mengutarakan sesuatu yang menjadi kenangannya hingga sekarang.

Ia mengatakan bahwa kehidupannya bukan model glamor, bahkan sangat sederhana. Ia berusaha meyakinkan calon mertuanya untuk berpikir ulang atas rencana pernikahan tersebut. Tentu maksudnya agar mertuanya tidak kecewa di kemudian hari.

Tapi siapa sangka sang mertua hanya tersenyum. Lalu, berkata, “Sami mawon kalih kulo (sama saja dengan saya).”

6. Selalu Mengeluarkan kata kata Bijak atau Quotes.

Tidak jarang dalam setiap ceramah maupun pengajian, muncul berbagai kata-kata mutiara atau kata-kata bijak (quotes). Pengagumnya pun tidak mau ketinggalan untuk mengabadikan quotes bijaknya melalui meme atau poster. Misalnya, quotes tentang motivasi dalam hidup, keluarga, rezeki, jodoh, pendidikan, cinta, dan sebagainya.

Hingga saat ini banyak sekali masyarakat yang mengagumi dan mengikuti tutur kata dan ajaran Islam yang Gus Baha. Hal itu karena ceramahnya sering mencerahkan, mengena dan menyentuh hati siapa saja yang mendengarkan.

"Hidup yang keren adalah yang pola pikirannya menunggu waktu ibadah sambil melakukan kemanfaatan".

"Hidup tidak usah dibuat sulit, tidak usah ruwet. Asal tidak maksiat, bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi banyak orang serta tidak mengusik hidup orang lain, itu sudah cukup".

7. Meneruskan Pesantren Ayahnya

Ketika tinggal di Yogyakarta, banyak masyarakat yang ngaji kepadanya. Tapi, pada 2005 sang ayah jatuh sakit. Gus Baha memutuskan pulang sementara waktu untuk merawat ayah bersama keempat saudaranya.

Siapa sangka, beberapa bulan kemudian KH Nursalim wafat. Gus Baha tidak dapat lagi meneruskan perjuangannya di Yogya karena diamanahi oleh sang ayah untuk melanjutkan tongkat estafet kepengasuhan di LP3IA Narukan.

Berita tentang Gus Baha

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved