Ngaji Gus Baha
Gus Baha : Guyonan Nabi Dengan Sahabat Soal Fitnah Dajjal
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disapa dengan Gus Baha dalam suatu pengajian kitab bersama para santri menjelaskan tentang Nabi Muhammad SAW
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Penulis : Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disapa dengan Gus Baha dalam suatu pengajian kitab bersama para santri menjelaskan tentang Nabi Muhammad SAW dengan para sahabatnya dalam menghadapi fitnah Dajjal.
Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA Kragan Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Baha, dalam suatu pengajian kitab bersama para santri menerangkan guyonan Nabi Muhammad SAW.
Menurut pemaparan Gus Baha, pada sebuah kesempatan, Nabi Muhammad SAW bercerita tentang Dajjal kepada para sahabatnya.
"Beliau dawuh (bersabda), nanti, pada akhir zaman semua manusia butuh makanan, mereka kelaparan dan kehausan. Wes bahayane akhir zaman. Mendengar dawuh dari kanjeng Nabi, ada sahabat berucap, “Astaghfirullah, gawat-gawat ini”.
Kata Nabi, “Kemudian Dajjal datang bawa roti dan minuman. Betapa menariknya dalam keadaan seperti itu. Kamu mau roti dan minumannnya Dajjal, maka neraka. Ini karena apa yang dikatakan Dajjal neraka berarti surga sementara kalau yang dikatakan surga adalah neraka," papar Gus Baha.
Jadi imbuh Gus Baha, Dajjal itu membawa neraka dan surga. Entah tidak tahu caranya bawa, tidak usah ditanyakan bagaimana.
Mendengar dawuh Nabi tersebut, akhirnya para sahabat semua menangis.
Baca juga: L & Istri Pelaku Bom Jualan Kue, Dikenal Warga Sombong, Tak Mau Daging yang Tidak Disembelih Sendiri
Baca juga: Kisah Gus Baha Punya Tetangga Suka Tidur di Keranda Mayat
Baca juga: Gus Baha Rela Duduk di Emperan Menunggu Kiai di Ponpes Lirboyo Kediri
"Akan tetapi, Nabi rileks, lalu beliau menjawab, “Tenang ae, nek Dajjal teko, aku jek sugeng aku seng lawan. Nek aku wes gak onok Allah seng bakalan ngurusi Dajjal” (Tenang aja, jika Dajjal datang dan aku masih sehat (hidup), aku yang akan melawannya. Sementara jika aku sudah meninggal, ada Allah yang akan mengurusi Dajjal)," kata Gus Baha.
Menurut Gus Baha, waktu itu ada seorang Sahabat agak badui (Arab kampung) berkata, “Ya Rasulullah gimana kalau gini aja, aku makan rotinya Dajjal dan aku minum, tapi aku tetap beriman, aku bodohi dia (Dajjal), wong cuma Dajjal, kan membodohi Dajjal nggak dosa.”
"Mendengar perkataan sahabat tersebut, Rasulullah sontak guyu (senyum/tertawa). Berkat selingan sahabat yang agak kocak itu, perbincangan yang tadinya agak wah (berat) menjadi rileks dan santai," jelas Gus Baha.
Hal ini dikarenakan kesalehan-kesalehan para sahabat Nabi.
Pada zaman sahabat Nabi, (seolah-olah) kaidah ushul fiqh-nya sudah mantap (terlaksana).
الضَّرُورَاتُ تُبِيحُ الْمَحْظُورَاتِ
Gus Baha Buka-bukaan Resiko Memelihara Jin Khodam Bagi Manusia: Ngeri Tenan |
![]() |
---|
Malam Jumat, Ini Susunan Tahlil Singkat dan Doa untuk Orang Meninggal, Dilengkapi Terjemahan |
![]() |
---|
Gus Baha Ungkap Cara Ubah Uang Haram Jadi Halal, Tinggal Lakukan Hal Ini Saja |
![]() |
---|
Gus Baha Beri Jawaban, Bagaimana Jika Seseorang Berhutang dan Tidak Mampu Membayarnya? |
![]() |
---|
Gus Baha Anjurkan Segera Hentikan Kebiasaan Tidur di Jam Ini: Nggak Barokah |
![]() |
---|