Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kalapas I Surabaya Harap Masyarakat Tetap Peduli Setelah Eks Napiter Bebas: Agar Tidak Kambuh Lagi

tercatat enam orang narapidana teroris (Napiter) menghuni blok khusus di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jatim.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
tribun/luhurPambudi
Kepala Lapas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jatim, Gun Gun Gunawan dalam wawancara eksklusif liputan khusus (Lipsus) SURYA, di Lapas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jatim, Selasa (30/3/2021). 

Cenderung gemar menyendiri. Terkadang memang enggan mengikuti agenda kegiatan pembinaan. Bahkan ada pula yang berinisiatif membuat kegiatan sendiri tanpa sepengetahuan pihak sipir penjaga.

"Kebanyakan diam. Kalau yang frontal itu bisa dikatakan itu tidak ada," ujarnya.

Kebanyakan napiter yang menghuni lapas yang dipimpinnya itu sembuh atau bertaubat, setelah menjalani serangkaian program deradikalisasi sejak awal masuk hingga masa pemasyarakatannya rampung. Termasuk mereka yang divonis harus menghuni lapas, seumur hidup.

Bagi Gun Gun, tidak bisa memperlakukan para napiter dengan napi kejahatan biasa. Pemikiran radikalisme ekstremisme yang terlanjur terpatri kuat dalam konstruk berfikir mereka, tak mudah diintervensi dengan pendekatan konvensional.

Atas dasar itulah, para sipir yang bertugas khusus membimbing napiter, perlu membekali diri dengan kemampuan persuasif yang ampuh.

"Napiter itu berangkat dari sebuah ideologi yang sangat kuat. Jadi kami perlu kehati-hatian. Itu unik. Kalau kita tidak bisa (menyesuaikan) pasti saat berbeda pendapat, pasti bentrok," ungkapnya.

Dalam program deradikalisasi, napiter juga dibina dalam aspek kemandirian. Gun Gun menerangkan, para napiter juga diajak melakukan kegiatan lain seperti berolahraga, bercocok tanah, dan berternak.

Tujuannya agar memiliki bekal keterampilan yang dapat diberdayakan pascabebas dari masa pemasyarakatan di dalam lapas.

"Jadi saat keluar (bebas penjara), bagi teman-teman (napiter) bisa dijadikan andalan (kehidupan ekonomi) untuk hidup lebih semangat lagi," jelasnya.

Terhadap mantan napiter selepas rampung menjalani masa pemasyarakatan dan dinyatakan bebas dari lapas. Gun Gun berharap masyarakat lebih peduli terhadap mereka.

Peduli dari aspek penerimaan sosial ditengah masyarakat tempatnya tinggal. Seperti pemangku pemerintahan setempat, mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan.

Atau aspek penerimaan secara fungsional dari segi profesionalisme di dunia kerja. Seperti peluang bekerja di perusahaan secara profesional berdasarkan keterampilan kerja yang dimiliki oleh mantan napiter.

"Semua stakeholder harus menyentuh mereka di luar. Yang punya perusahaan, kepercayaannya agar mereka bisa melamar kerja. Karena di sini mereka dilatih, dalam sebuah pelatihan mendapat sertifikat," terangnya.

Hal tersebut sangat penting, menurut Gun Gun, manakala mantan napiter yang telah menyatakan diri kembali mencintai NKRI dan menerima konsekuensi untuk menjalankan segenap kewajiban sebagai warga negara Indonesia.

Namun secara sosial masih saja mendera stigmatisasi akan masa lalu sehingga berpotensi melumpuhkan kemandirian sosial dan ekonomi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved