Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Uji Sampel Takjil di Tulungagung, Sejumlah Makanan Mengandung Bahan Berbahaya, Salah Satunya Kerupuk

Dinkes melakukan uji sampel puluhan takjil di Tulungagung, sejumlah makanan ditemukan mengandung bahan berbahaya, kerupuk jadi salah satunya.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menemukan sejumlah takjil yang mengandung bahan berbahaya, Jumat (16/4/2021). Satu di antaranya kerupuk yang mengandung rhodamin. 

Reporter: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung masih menemukan takjil yang mengandung bahan berbahaya.

Dari 31 sampel takjil yang dijual masyarakat, ditemukan aneka makanan mengandung boraks, rhodamin dan formalin.

Sampel-sampel diambil dari sentra penjualan takjil di Desa Ringinpitu dan Desa Gendingan di Kecamatan Kedungwaru, serta Kelurahan Jepun dan Kelurahan Kepatihan di Kecamatan Kota Tulungagung.

“Ini salah satu tugas pokok Dinas Kesehatan untuk memastikan keamanan dan kelayakan pangan untuk dikonsumsi,” terang Kepala Bagian Farmasi dan Perbekalan Medis Dinkes Tulungagung, Masduki, Jumat (16/4/2021).

Hasilnya, ada sejumlah jenis makanan yang mengandung bahan berbahaya, yaitu kerupuk puli, kerupuk pasir, cecek atau olahan kulit sapi, sirup untuk es degan, dan sate usus.

Kerupuk puli mengandung boraks, kerupuk  pasir dan sirup es mengandung rhodamin, sate usus dan cecek mengandung formalin.

Baca juga: Pembangunan Fisik Rumah Sakit Campurdarat Tulungagung Dilelang Tahun Ini

Baca juga: Pemkot Blitar Berencana Buka Tempat Wisata saat Lebaran, Tetap Wajib Tetapkan Protokol Kesehatan

Kandungan bahan-bahan berbahaya itu menjadikan makanan olahan ini tidak layak dikonsumsi.

“Bahan-bahan itu sudah dinyatakan berbahaya, sedikit pun tidak boleh ada dalam makanan. Dampaknya jangka panjangnya bisa menimbulkan kanker,” sambung Masduki.

Dari temuan ini, Dinkes akan mengumpulkan 340 pelaku usaha kuliner ini, mulai dari produsen hingga retail.

Dinkes akan memberikan materi pembinaan, agar produk yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi.

Pembekalan ini penting, seiring kebangkitan usaha kecil di tengah masa pandemi Covid-19 (virus Corona).

Baca juga: Hingga Awal April 2021, ETLE Menangkap 120 Pelanggaran di Tulungagung, Didominasi Roda Empat

Baca juga: Pasca Viral Biaya Pemakaman di Ponorogo Rp 5 Juta, Sekda Agus Pramono Akan Panggil 26 Lurah

“Kami mendorong usaha kecil bangkit kembali, tetapi tidak mengabaikan faktor kesehatan. Karena itu kami menekankan pembinaan,” tegas Masduki.

Produk kerupuk pasir dengan warna mencolok didominasi merah dan kuning diketahui berasal dari Blitar.

Kerupuk ini ternyata sangat laku dan lebih diminati masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved