Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Si Wanita Misterius Nekat Kirimi Polisi Sate Beracun? Pakar Kulik Motif, soal Kasus Kriminal?

Benarkah tujuan asli wanita misterius kirimi sate beracun ke polisi terkait kasus kriminal?

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Google dan Instagram via TribunJogja
Kantor Polresta Yogyakarta dan Naba, anak driver ojol yang tewas karena sate beracun salah sasaran. 

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM - Inikah motif asli wanita misterius kirimi sate beracun ke polisi?

Benarkah tujuan asli wanita misterius kirimi sate beracun ke polisi terkait kasus kriminal?

Kriminolog mengungkap banyak kemungkinan setelah akhirnya terkuak siapa wanita misterius itu.

Ilustrasi racun dan Bandiman, driver ojol ayah Naba yang tewas karena sate beracun.
Ilustrasi racun dan Bandiman, driver ojol ayah Naba yang tewas karena sate beracun. (TribunJogja)

Ya, polisi mengaku telah mengamankan terduga pengirim sate beracun lewat Bandiman, driver ojol di Bantul.

Polisi akan mengungkap sosoknya hari ini.

Penangkapan dilakukan, di antaranya berdasarkan keterangan saksi-saksi.

Terungkap pula bahwa Tomy atau Tomi, target asli sate beracun itu ternyata seorang polisi.

Baca juga: Tertangkap Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun via Ojol, Pembunuhan Berencana?Sesuai Saksi

Terkait hal ini, Kriminolog Universitas Gajah Mada (UGM) Suprapto mengungkap analisanya.

Suprapto menyimpulkan pengirim paket sate beracun yang menewaskan Naba, anak Bandiman pada Minggu (25/4/2021) lalu, murni upaya pembunuhan berencana.

Apalagi, sasaran yang dituju oleh pelaku adalah Tomy (T), seorang penyidik senior di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

Baca juga: Titik Terang Identitas Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun, Moga Tak Lama, Sang Diver Ojol Pilu

Menurutnya, jika melihat dari kronologi yang ramai diberitakan oleh media selama ini, Supraptro menilai pelaku yang hendak meracuni korbannya itu sangat berhati-hati.

Analisanya berkata, perempuan tak dikenal yang meminta kepada Bandiman yang anaknya menjadi korban salah sasaran paket sate maut itu berusaha menghilangkan jejak dengan cara meminta Bandiman mengantarkan paket sate dengan cara offline.

"Jelas dia punya motif membunuh, atau paling tidak meracuni korbannya. Sangat berhati-hati dengan cara memesan jasa offline kepada driver ojol itu," katanya, dikutip TribunJatim.com dari TribunJogja, Senin (3/5/2021).

Baca juga: Mengenal Sianida, Racun dalam Paket Sate Misterius Tewaskan Naba, Dijual Bebas, Bau Mirip Almond

Ia menambahkan, keputusan penerima paket berinisial T untuk menolak pemberian paket sate misterius tersebut juga sangat tepat.

Terbukti bahwa T yang kini diketahui sebagai penyidik dijajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta itu sedang diincar oleh pelaku.

Menurut Suprapto titik terang kasus paket sate yang menelan korban siswa kelas IV SD itu mulai terlihat. 

Dalam hal ini, menurutnya, polisi dapat menyelidiki apakah ada seseorang yang diduga pelaku dan memiliki kekuatan ekonomi yang berpengaruh, ataupun seseorang yang memiliki pengaruh terhadap publik yang merasa terancam karena terjerat kasus tertentu, sehingga ingin menghabisi penyidik berinisial T tersebut.

"Artinya misalnya ada orang tertentu kuat dalam ekonomi dan berpengaruh di publik ingin menghabisi T. Apalagi dia penyidik, ada salah satu yang tidak terima, khawatir jadi tersangka terus mencoba membunuh," jelas Suprapto.

Kolase foto Naba, anak driver ojol yang tewas, Bandiman sang ayah dan ilustrasi sate beracun.
Kolase foto Naba, anak driver ojol yang tewas, Bandiman sang ayah dan ilustrasi sate beracun. (instagram/infocegatan_jogja - IST Polsek Sewon - SHUTTERSTOCK/OEN MICHAEL)

Lalu, jika betul pengiriman tersebut dimaksudkan untuk menghabisi nyawa seseorang, mengapa pengirim secara terang-terangan menyebut nama H sebagai pengirim paket tersebut?

Menanggapi pertanyaan itu, Suprapto menganalisa ada empat kemungkinan yang dapat terjadi di balik nama 'H' yang disampaikan oleh driver ojol tersebut kepada T saat mengantarkan paket sesuai arahan pengirim.

Kemungkinan pertama, memang ada nama H yang mengenal pelaku namun alamatnya bukan di Kota Yogyakarta, seperti yang diketahui selama ini.

Kedua, nama H memang benar ada dan tinggal di Kota Yogyakarta, akan tetapi itu hanya dijadikan sebuah alibi saja oleh pelaku.

"Tapi pada kenyataanya dia (H) tidak tinggal di Kota Yogyakarta. Hanya sebagai alibi saja, dan untuk eksistensi pelaku bahwa H masih ada dan tidak terima atas kasusnya yang sedang ditangani T, lalu kiriman paket itu bentuk teror olehnya," jelas dia

Baca juga: Akhir Nasib Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun via Ojol, Terancam Pidana Mati? Polisi: Kantongi

Kemungkinan ketiga, Suprapto menganalisa jika nama H bukan nama sebenarnya pelaku.

Lalu kemungkinan keempat, ia menilai jika semuanya adalah fiktif, dan perempuan yang mengirim sate itu hanya spontan mengucapkan kepada driver Ojol supaya paketnya dapat sampai ke rumah T.

"Ini menjadi upaya merencanakan pembunuhan, dan perempuan yang bertemu dengan driver ojol bukan sepenuhnya pelaku tunggal," kata dia.

Baca juga: Terkuak Identitas Pengirim Sate Maut: Masih 25 Tahun, Racun Sianida, Polisi: Pelaku Lebih dari Satu

Alasan lainnya mengapa pelaku mengirimi paket sate kepada T, menurut Suprapto sangat dimungkinkan jika pelaku sempat negosiasi dengan penyidik T atas kasus yang ditangani dan menyeret nama pelaku.

Lalu pelaku merasa kesal lantaran upaya negosiasi yang dilakukan gagal, sehingga pelaku berniat membunuh T.

"Saya kira sangat mungkin ada orang tak terima kasusnya diusut penyidik. Dan pelaku sempat negosiasi agar kasusnya ditutup kepada penyidik T, lalu ia menolaknya dan terjadilah upaya pembunuhan. Atau bisa jadi ini teror eksitensi penyidik kepolisian," terang dia.

Terungkap bahwa Tomi adalah anggota Kepolisian di bagian Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.

Pangkatnya Aiptu dan sudah menjadi penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta.

Informasi itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja, Minggu (2/5/2021).

Ia menjelaskan, T berpangkat Aiptu dan kini masih berstatus sebagai penyidik senior di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelasnya.

Baca juga: Tak Main-main Dosis Racun Paket Sate Misterius, Ahli: Silent Killer, Tagih Detail Penjelasan Polisi

Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani.

Saat ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.

"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul

Penelusuran Tribun Jogja, T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada 2017 silam sebagai penyidik terbaik.

Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.

"Ya karena sudah senior di reskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.

Baca juga: Lima Orang Diperiksa, Pengirim Sate Maut Sianida Lebih dari Satu, Identitas Terkuak: Masih 25 Tahun

Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.

"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.

Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.

Ia cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya, yang pada akhirnya justru salah sasaran.

"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta.

"Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun ya itu kewenangan penyidik yang menangani," pungkasnya.

Kumpulan berita viral lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved