Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Israel Serang Palestina

'Dalam Sekejap' Kesaksian Warga Lihat Gedung 13 Lantai Runtuh Diserang Israel, Pilu Meratap: Mengapa

Seorang bertanya-tanya mengapa Israel menargetkan gedung di Gaza itu untuk runtuh dalam waktu sekejap.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
AFP via Tribunnews
Potret asap mengepul dari serangan udara Israel di kompleks Hanadi di Kota Gaza. Dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina pada 11 Mei 2021. 

TRIBUNJATIM.COM - Pilunya kesaksian warga melihat gedung 13 lantai di Gaza runtuh diserang Israel.

Ia bertanya-tanya mengapa Israel menargetkan gedung itu untuk runtuh dalam waktu sekejap.

Warga yang perusahaannya berada di gedung itu pun hanya bisa meratap dan mengungkap kondisi pilu karyawannya.

Baca juga: Detik-detik Reporter Siaran di Tengah Serangan Roket Israel, Saya Perlu Berlindung!, Aksi Dipuji

Kesaksian ini diungkap Mohammad Qadada.

Mohammad Qadada begitu syok ketika gedung 13 lantai yang menampung perusahan teknologi rintisannya hancur dan rata dengan tanah, Selasa (11/5/2021) dalam serangan udara tanpa henti yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza yang terkepung.

Selama beberapa hari belakangan, jet tempur Israel menargetkan bangunan penting di jantung kota Gaza.

Serangan udara Israel setidaknya meratakan tiga bangunan tinggi Gaza.

Baca juga: Detik-detik Mencekam Reporter Wanita Siaran di Tengah Serangan Roket Israel ke Gaza: Ya Tuhan

Hanadi, satu di antara menara yang dipakai sebagai apartemen hunian dan perkantoran komersial, termasuk Qadada's Planet for Digital Solutions adalah salah satunya.

Menurut sumber lokal, pesawat pengintai tak berawak Israel menargetkan Hanadi dengan beberapa rudal peringatan sebelum dihancurkan oleh jet tempur yang menyebabkan kerusakan material parah di lingkungan kelas atas Rimal.

"Penjaga gedung mengatakan kepada saya hari itu dia menerima panggilan telepon dari pihak Israel, menyuruhnya untuk mengevakuasi gedung dalam waktu dua jam," kata Mohammad Qadada kepada Aljazeera.

"Kami tidak berhasil mengevakuasi peralatan perusahaan kami," kata pria berusia 31 tahun itu.

"Kami memutuskan untuk tidak mengambil risiko dan masuk ke dalam gedung. Waktu sangat terbatas dan orang-orang di sekitar pemukiman sangat takut." dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews, Sabtu (15/5/2021).

Mohammad Qadada mendirikan Planet for Digital Solutions pada 2017 dan mengembangkan perusahaan yang mempekerjakan 30 orang.

"Sejak menargetkan dan meratakan bangunan, pertanyaan tentang 'mengapa' tidak pernah lepas dari benak saya. Mengapa itu ditargetkan?," kata Qadada.

"Staf dan saya, kita semua, berada dalam kondisi syok kolektif."

Baca juga: ACT: Ambulans dan Paramedis Klinik RI di Gaza Turut Ikut Evakuasi Korban Serangan Zionis

Israel mengatakan gedung-gedung itu menjadi sasaran karena mereka digunakan sebagian untuk memerangi faksi-faksi di Gaza, dengan alasan bahwa ini membuat mereka menjadi target yang "sah".

Namun Qadada mengatakan serangan itu meningkatkan penderitaan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza dengan melemahkan ekonominya yang sudah hancur dan mengambil mata pencaharian.

"Pemuda di sini berjuang untuk mendapatkan kesempatan kerja yang stabil, tetapi dalam sekejap kami kehilangan segalanya," katanya.

Baca juga: Fakta di Balik 12.400 Warga Israel Positif Covid Pasca Vaksinasi, Dibongkar Pakar: Apa Vaksinnya?

Lama Mohamed, seorang jurnalis berusia 30 tahun, mengatakan Hanadi memiliki tempat khusus di hatinya saat dia menghabiskan bulan madunya di sana.

"Apartemen memiliki pemandangan laut yang fantastis," katanya kepada Aljazeera.

"Ini bukan hanya bangunan, tetapi ini adalah tempat yang menjadi landmark Kota Gaza, yang memiliki kenangan khusus bagi banyak orang."

Baca juga: Fakta 4 Warga Israel Meninggal Pasca Vaksinasi Covid-19, Ratusan Positif, Pemerintah Tak Gamblang

Terjemahan: Dalam waktu kurang dari 24 jam, Israel membom lebih dari 3 menara yang menampung sebagian besar media lokal dan internasional yang bekerja di Gaza.

Ini mengkhawatirkan di mana Israel memberlakukan pemadaman listrik di Media. Ini adalah langkah untuk menutupi kejahatan perang yang semakin banyak.

#GazaUnderAttack

Baca juga: Tak Disangka Militer Indonesia Lebih Hebat dari Israel, 3 FAKTA Perlu Diketahui, NKRI Ungguli Zionis

Sementara itu, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, aliran listrik di Gaza akan segera mati, seiring terus meningkatnya konflik Israel dan Palestina.

“Gaza diperkirakan akan kehabisan bahan bakar untuk menyalakan generator listriknya pada hari Minggu,” ujar pejabat yang berbicara secara anonim kepada The Times of Israel.

Aliran listrik di daerah itu rata-rata terputus lima jam per hari, sejak pertempuran dimulai minggu ini.

The Times melaporkan, Gaza memiliki listrik rata-rata sekitar 16 jam per hari sebelum kekerasan saat ini pecah.

Kekurangan bahan bakar sebagian disebabkan oleh Israel menutup perbatasan di Kerem Shalom.

“Serangan militan Hamas juga menyerang saluran listrik menuju Gaza dari salah satu serangan roket mereka,” kata pejabat Israel itu.

Kekerasan antara Israel dan Palestina terjadi kembali pekan lalu di tengah ketegangan di Yerusalem dan upaya untuk mengeluarkan warga Palestina dari beberapa bagian kota.

Hamas mulai menembakkan roket dari Gaza pada Senin (10/5/2021), dan Israel telah menanggapi dengan serangan udara sendiri.

Berita lain terkait Israel Serang Palestina

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved