Berita Tulungagung
Cerita Perangkat Desa di Tulungagung Terserang Antraks, Tertular Saat Autopsi Bangkai Sapi
Kepala Dusun Toro, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Agung Aris Saputra menunjukkan luka menghitam di tangan kanannya.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
Di hari ke-3 Agung mengalami demam, badannya meriang panas dingin.
Pada lukanya juga muncul warna hitam yang mengeras.
"Pada saat itu petugas kesehatan sudah bersiaga, jadi saya diberi obat. Sekarang sudah membaik, tinggal menunggu sembuh lukanya," tutur Agung.
Agung merupakan warga terakhir yang ditemukan dengan gejala antraks.
Sementara lima warga lainnya kondisinya sudah sehat, meski masih menunggu lukanya sembuh total.
Sebab mereka khawatir masih bisa menulari sapi-sapi yang mereka rawat.
"Jadi tidak perlu khawatir, semua sudah terkendali. Warga juga sudah tenang," ucap Agung.
Lebih jauh Agung berkisah, warga dilanda keresahan saat sapi-sapi mereka mati beruntun.
Hingga saat itu muncul isu ada warga yang mempraktikkan santet.
Kini setelah penyebab kematian hewan ternak sudah diketahui, ada perasaan lega di hati warga.
"Semua sudah beraktivitas seperti biasa. Petugas kesehatan juga sudah memberi penyuluhan, apa yang harus kami lakukan untuk mengendalikan antraks," tandas Agung.
Total ada 26 sapi dan tiga kambing yang mati di Desa Sidomulyo.
Bangkai sapi yang terakhir membuktikan indikasi serangan bakteri antraks.
Ada enam warga yang mengalami luka dengan ciri khas penyakit antraks.
Petugas sudah mengambil sampel luka mereka untuk diuji di laboratorium.