Berita Tulungagung
Sanggar Gadung Melati Tulungagung Berprestasi di Masa Pandemi, Raih Juara di Italia hingga Bulgaria
Tembok teras rumah Suwito (54) di depan Balai Desa Beji, Kecamatan Boyolangu penuh dengan piagam berbagai prestasi tari.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
Saat itu hanya ada empat anak yang mau bergabung. Selama satu tahun Suwito bertahan dengan empat anak didiknya.
Ayah dua anak ini bersyukur, pihak Pemerintah Desa Beji memberikan kantor desa untuk tempat latihan.
Suwito memanfaatkan waktu setelah jam pelayanan untuk berlatih. Nama Gadung Melati mulai mengukir prestasi pada 2017, saat festival di Pawiyatan Daha Kediri.
“Seiring persiapan ikut bergabung banyak anggota baru. Akhirnya kami bisa menurunkan empat grup di berbagai kategori,” tuturnya.
Hasilnya, seluruh grup yang diturunkan Gadung Melati meraih prestasi semua.
Mulai juara satu, dua dan juara tiga. Sejak itu semakin banyak siswa baru yang bergabung di Gadung Melati.
Bahkan saat ini jumlah siswa mencapai sekitar 250 anak. Jumlah pelatih pun bertambah dari tiga orang menjadi enam orang. Suwito juga merintis kelompok karawitan di bawah Gadung Melati.
“Saya berpikir, pasti butuh musik untuk pengiring. Makanya sejak 2017 saya kirim sejumlah anak untuk belajar gamelan,” ungkapnya.
Darah seni Suwito menurun dari kedua orang tuanya. Sang ayah pemain ketoprak, sedangkan sang ibu pengrawit dan penari serimpi. Suwito juga aktif main ketoprak dan wayang wong di masa mudanya.
Darah seni itu yang mendorongnya membuat sebuah sanggar seni. Suwito terbeban membuat sanggar untuk menampung semua kesenian di dalamnya.