Daun Selada
Efek Samping Makan Selada Terlalu Banyak, Waspada Nutrisi Tak Seimbang hingga Lonjakan Gula Darah
Ketika selada dikonsumsi berlebihan rupanya akan memiliki efek buruk pada kesehatan tubuh. Apa saja?
Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Meski memiliki manfaat menyehatkan, rupanya jika terlalu banyak makan selada akan berdampak buruk pada tubuh.
Diketahui jika mengonsumsi selada jenis roman lettuce sebanyak 100 gram cukup untuk memenuhi 34 persen kebutuhan asam folat dalam tubuh.
Asam folat merupakan komponen dalam DNA dan RNA, sehingga sangat penting untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel tubuh yang rusak.
Namun ketika selada dikonsumsi berlebihan pun juga akan memiliki efek merugikan bagi kesehatan.
Baca juga: 4 Jenis Daun Selada, Mulai dari Selada Keriting hingga Selada Bokor, Dilengkapi Tips Mengolahnya
Dilansir TribunJatim.com dari Grid.ID, Senin (12/7/2021), berikut efek samping makan selada terlalu banyak:
1. Nutrisi tak seimbang
Sebagian besar sayuran punya kandungan tinggi karbohidrat, rendah protein, dan lemak sehat.
Karbohidrat tersebut datang dengan serat makanan yang cukup untuk mencegah sayuran menyebabkan lonjakan gula darah.
Tetapi, bahkan dengan serat ini, sepiring sayuran tidak membuat nutrisi yang seimbang.
Protein juga masih diperlukan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel sehat di tubuh, serta membangun jaringan otot ramping baru.
Jadi, jika kamu sering mengonsumsi sayuran sebagai menu harian, pastikan menyeimbangkannya dengan beberapa protein dan lemak setiap kali makan, ya.
Baca juga: Harga Selada Romaine dan Selada Keriting per Kg di Pasar, Lengkap Tips Menyimpan Agar Tetap Segar
2. Tidak kaya rasa
Beberapa orang dewasa masih merasa tidak tertarik untuk mengonsumsi sayuran.
Padahal, Kementerian Kesehatan RI, melalui program Gerakan Nasional Sadar Gizi menyarankan masyarakat Indonesia mengonsumsi setidaknya 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari.
Sebagian alasannya mungkin karena banyak sayuran yang terasa pahit atau hambar.
Sehingga tidak selalu terasa enak saat dimakan mentah atau bahkan ketika dimasak.
Oleh karena itu, dalam mengolah sayuran kamu harus kreatif dengan menggunakan teknik memasak, serta bumbu rempah-rempah agar rasanya sesuai selera.

3. Risiko kontaminasi
Sebagian besar kontaminasi dapat ditelusuri ke norovirus, yang menyebar dari air yang tercemar oleh zat feses.
Kebanyakan kontaminasi sayuran dapat dicegah dengan sering mencuci tangan.
Tak lupa juga mencuci dan mengeringkan sayuran secara menyeluruh sebelum diolah dan disajikan.
FDA merekomendasikan untuk mengurangi risiko penyakit bawaan makanan dengan menyimpan sayuran secara terpisah dari daging.
Selain itu, rutin membersihkan talenan ketika memasak daging dan sayuran.
Baca juga: Cara Menyimpan Selada Air agar Segar Tahan Lama untuk Hidangan Masakan Favorit, Lihat 2 Triknya
4. Residu pestisida
Pestisida yang digunakan dalam pertanian konvensional juga menghadirkan risiko kesehatan bagi konsumen.
Menurut laporan 2013 dari Environmental Working Group, bahan kimia yang umum ditemukan dalam pestisida mengandung neurotoksin.
Ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan sistem saraf bayi dan anak-anak.
Pestisida juga dikaitkan dengan infertilitas, mengurangi fungsi kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan kronis lainnya.
Kamu dapat menghilangkan residu pestisida dengan mencuci sayuran dan menggosok sayuran yang memiliki kulit luar kasar seperti kentang dan wortel.
Baca juga: Cara Mengolah Selada Air Jadi Sop Kepala Ikan ala Vietnam, Gunakan Daun dan Tangkainya Bikin Sedap
Itulah bahaya dari konsumsi selada secara berlebihan.
Apabila kamu ingin makan sayuran?
Tetap perhatikan jumlah aman dan olah dengan cara yang sehat, ya.