Virus Corona
Bolehkah Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Terlambat atau Lebih dari 28 Hari? Lihat Siklus Antibodi
Bagaimana jika ada penerima vaksin Covid-19 yang melakukan vaksinasi dosis kedua tidak sesuai jadwal? Simak penjelasannya.
Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Masyarakat diimbau melakukan vaksinasi Covid-19 di masa pandemi Covid-19 yang makin mengganas di Indonesia ini.
Adapun vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan daya imun tubuh manusia dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Lantaran penerima vaksin Covid-19 diberikan dua dosis vaksin dengan rentang waktu yang berbeda, bagaimana jika ada penerima vaksin Covid-19 yang melakukan vaksinasi dosis kedua tidak sesuai jadwal?
Melansir Kompas.com, Jumat (16/7/2021), Juru Bicara Vaksinasi Penanganan Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, waktu toleransi penerima vaksin Covid-19 yakni 7-10 hari.
Namun, ia menganjurkan kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi sesuai jadwal yang telah diberikan petugas vaksin.
Baca juga: Cara Download dan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19 Seperti KTP, Simak Langkahnya!
"(Waktu toleransinya) bisa sampai 7-10 hari, tetapi seharusnya tetap sesuai jadwal karena kan respons orang berbeda-beda," ujar Siti Nadia Tarmizi.
Menurutnya, respons yang terjadi jika seseorang terlambat atau mendahului dari jadwal vaksinasi Covid-19 bisa menyebabkan vaksin menjadi tidak optimal.
"Kan titer antibodi yang terbentuk jadi tidak optimal. Akibatnya perlindungannya tidak sampai 95 persen," lanjut dia.
Siti Nadia Tarmizi juga menambahkan, menurut hasil uji klinis, sudah ditentukan bahwa pada hari ke-28 adalah angka titer antibodi tertinggi yang nantinya akan menurun setelah 7-10 hari kemudian.
Baca juga: Cara Mendapat Vaksin Covid-19 Bagi Usia 18 Tahun ke Atas dan Perantau di Jawa Timur, Ini Syaratnya
Siklus antibodi usai divaksin Covid-19
Dilansir dari Kompas.com (10/4/2021), ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, tubuh akan melakukan pengenalan setelah suntikan dosis pertama vaksin.
Kemudian, sel plasma dan sel-B memori akan terbentuk dengan cepat.
"Sel plasma ini yang dengan cepat membentuk antibodi. Tapi, karena baru pengenalan awal, sel plasma yang terbentuk ini bekerja singkat," kata Tonang.
Pada hari-7, sel plasma mulai ada dan hari ke-10 sampai hari ke-12 mulai terbentuk antibodi.
Setelah itu, antibodi akan turun.
Oleh karena itu, kondisi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin sama saja.
"Sampai nanti saatnya tercapai titer antibodi optimal, baru ada beda kondisi. Maka risiko terinfeksi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin, pada dasarnya sama saja," kata dia.
Baca juga: Cara Memilih Oximeter yang Baik untuk Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah, ini Daftar Harganya
Waktu pemberian vaksin dosis kedua

Selanjutnya, saat antibodi sudah turun dan hampir habis, itu merupakan waktu yang tepat untuk pemberian vaksin dosis kedua.
Sebab, suntikan dosis kedua vaksin saat antibodi masih tinggi justru akan berdampak pada efektivitas vaksin yang berkurang.
Tonang menjelaskan, sel-B memori sudah terbentuk dari suntikan pertama, dengan cepat berproliferasi menjadi sel plasma dalam jumlah besar.
"Kemampuan sel plasma hasil dari sel-B memori ini besar sehingga dengan cepat membentuk antibodi dalam jumlah besar," jelas dia.
"Pola itu yang diharapkan terjadi pada pemberian suntikan vaksin dengan 2 dosis berjeda waktu tertentu," lanjut Tonang.
Ia menambahkan, besaran dosis dan jeda pemberian ini ditentukan dari hasil uji klinis untuk mencari kombinasi yang optimal.
Pengujian juga diperlukan dalam mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titer antibodi optimal setelah pemberian dosis kedua.