Berita Batu
Pusat Perbelanjaan Modern dan Tradisional di Batu Terpukul Sepanjang PPKM Darurat
Pusat perbelanjaan modern di Kota Batu tutup hampir sebulan karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Dampaknya, sejumlah
Penulis: Benni Indo | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, BATU – Pusat perbelanjaan modern di Kota Batu tutup hampir sebulan karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Dampaknya, sejumlah karyawan dirumahkan sementara dan pemasukan merosot drastis.
Salah satunya yang terdampak adalah Lippo Plaza Batu. Manajemen melakukan efisiensi karyawan karena beradaptasi dengan kondisi PPKM Darurat. Direktur Lippo Plaza Mall Batu, Suwanto menjelaskan, efisiensi bukanlah pemutusan hubungan kerja secara permanen, melainkan mengistirahatkan sementara karena mall tidak beroperasi dan tidak ada pemasukan.
"Bukan kali ini saja, saat PSBB tahun lalu juga pernah merumahkan karyawan,” ujar Suwanto.
Efisiensi karyawan yang dilakukan mencapai 50 persen. Biaya operasional pun diirit ketika masa paceklik seperti ini. Manajemen juga menghemat penggunaan listrik hingga memotong 50 persen upah karyawan.
Manajemen memberlakukan kerja paruh waktu terhadap karyawan selama mall tidak beroperasi. Selama PPKM Darurat maupun PPKM level 4, hanya supermarket dan restoran saja yang buka. Karena dalam aturan, keduanya masuk kategori esensial.
Operasionalnya pun dibatasi hingga pukul 20.00 dan hanya melayani pemesanan antar. Meski beberapa sektor masih buka, namun pengunjung tidak banyak.
"Kan ya berat, pengunjung hanya 10 persen karena cuma Hypermart dan restoran saja yang buka,” kata dia.
Ia mengatakan, tetap menghormati aturan pemerintah demi memutus mata rantai penularan. Suwanto juga berharap kebijakan PPKM bisa dilakukan dengan solusi terhadap pelaku usaha. Dirinya tak bisa membayangkan nasib karyawan jika nantinya PPKM diperpanjang.
“Kami kan juga ingin beroperasi kembali untuk memulihkan pendapatan karyawan. Kalau terus diperpanjang ya berat juga,” ucapnya.
Tidak hanya pusat perbelanjaan modern, pusat perbelanjaan tradisional juga terdampak. Salah satu pedagang Pasar Besar Kota Batu, Johan Bambang Irawan mengatakan bahwa pembeli menurun drastis sepanjang pemberlakuan PPKM Darurat. Terutama konsumen yang dari luar kota tidak bisa masuk ke Kota Batu.
"Karena pengunjung dari luar Batu tak bisa masuk. Itu yang membuat sepi sejak awal diberlakukannya PPKM Darurat,” kata dia.
Lambat laun sebagian besar pedagang mulai menutup tokonya karena sepinya pengunjung. Dipaparkan Johan, hal tersebut dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih dalam. Sudah banyak pedagang yang kehilangan omset akibat PPKM Darurat.
“Seharusnya pemerintah juga memberi solusi terhadap pedagang,” harapnya.
Wakil Ketua I DPRD Batu, Nurochman mengingatkan Pemkot Batu agar lebih selektif menerapkan kebijakan karena masing-masing sektor saling berkaitan. Dalam hal ini, adalah sektor kesehatan dan perekonomian.