Berita Tulungagung
Anggota DPRD Tulungagung Nekat Gelar Wayang Kulit Saat PPKM Level 4, Dibubarkan Satgas Covid-19
Anggota DPRD Tulungagung nekat menggelar wayang kulit saat PPKM Level 4 untuk peringati bulan Suro, dibubarkan Satgas Covid-19.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung membubarkan pagelaran wayang kulit di Desa Kedungcangkring, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, Sabtu (21/8/2021) malam.
Ironisnya, pagelaran wayang kulit di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 ini dilaksanakan di rumah Basroni, seorang anggota DPRD Tulungagung dari Fraksi Partai Gerindra.
Dari video pendek yang beredar, saat itu terdengar dalang baru saya memulai pertunjukan.
Satgas yang terdiri dari petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol PP mendatangi lokasi dan membubarkan acara.
Pertunjukan berhenti seketika, gamelan dan alat-alat musik lainnya segera diangkut dari lokasi.
Kepala Desa Kedungcangkring, Suyadi mengakui jika pembubaran pertunjukan wayang kulit itu ada di desanya.
“Baru saja dimulai, sekitar pukul setengah sepuluh (malam). Dalang baru menerima gunungan, terus mulai pertunjukan, langsung datang satgas,” ujar Suyadi.
Suyadi juga mengakui, jika penyelenggara pertunjukan wayang kulit seorang anggota DPRD Tulungagung, Basroni.
Pertunjukan itu dalam rangka memperingati bulan Suro, dengan dalang Ki Eko Kondho Prisdianto dari Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung.
Karena dipastikan tidak punya izin, pertunjukan itu dilaporkan warga ke Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung.
Baca juga: 271 Desa/Kelurahan di Tulungagung Dapat Paket Bantuan Sarana dan Prasarana Kampung Tangguh
“Siapa yang melaporkan kami juga tidak tahu. Yang pasti tidak mengantongi izin,” ucap Suyadi.
Kabid Penegakan Perda dan Perbup Satpol PP Tulungagung, Artista Nindya Putra, membenarkan pembubaran wayangan di rumah Basroni.
Saat pembubaran tidak ada perlawanan, pertunjukan juga langsung berhenti.
Gamelan pengiring segera diangkut ke atas kendaraan, untuk dibawa pulang dalang.