Berita Surabaya
Mahasiswa ITS Rancang Automatic Solar Hidroponik Untuk Petani
Lahan yang terbatas dan pemborosan tenaga listrik akibat pengairan menjadi adalah masalah krusial yang kerap dirasakan oleh para petani hidroponik
Penulis: Zainal Arif | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Zainal Arif
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lahan yang terbatas dan pemborosan tenaga listrik akibat pengairan menjadi adalah masalah krusial yang kerap dirasakan oleh para petani hidroponik.
Seperti halnya yang terjadi pada Kampung Hidroponik Simomulyo, Surabaya.
Minyikapi permasalahan tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang sebuah alat bernama Automatic Solar Hidroponik.
Alat tersebut berbasis energi surya dengan kontrol nutrisi dan pH.
Geraldy Rizko Adhira Putra selaku anggota tim menjelaskan dari hasil survei yang telah dilakukan oleh timnya.
Kampung Hidroponik Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal Surabaya diketahui masih menggunakan pengairan secara manual.
Selain itu, pengecekan pH air secara tidak berkala dan pemberian nutrisi secara konvensional mengakibatkan kualitas sayur menjadi tidak maksimal dan memerlukan biaya operasional yang tinggi.
Tak mau hal itu berlangsung terus menerus, tim ITS mempertimbangkan kembali peralatan apa yang harus dirancang ulang supaya penggunaan lahan hidroponik dapat lebih efektif dan efisien.
“Saat itu kami melihat sel surya berpotensi menghasilkan teknologi modern dengan kompetensi yang baik, sehingga dirancanglah Automatic Solar Hidroponik ini,” ungkap Geraldy kepada SURYA.co.id, Minggu (22/8/2021).
Tidak seperti sumber energi yang lain, sel surya termasuk sumber energi tidak linier.
Daya yang dihasilkan akan bergantung pada iradiasi dan temperatur lingkungan, sehingga untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan perlu adanya metode agar sel surya bekerja pada titik maksimalnya.
Baca juga: Diusir Soeharto dari Istana, Soekarno Tinggalkan Banyak Barang Berharga, Hanya 1 yang Digenggam
Metode ini selanjutnya lazim disebut dengan Maximum Power Point Tracking (MPPT).
Mahasiswa kelahiran Malang, 29 April 2000 ini menerangkan jika alat ini dilengkapi dengan baterai, arduino, solar panel, dan Solar Charge Controller (SCC).
Selain itu, terdapat pula sistem timer yang berfungsi mengatur waktu penyalaan pompa.