Berita Jatim
Khofifah Tinjau Hari Pertama PTM Terbatas, Ada 696 Ribu Siswa SMA SMK dan SLB Belajar di Kelas
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas resmi digelar di Jawa Timur di 20 kabupaten kota di Jatim yang masuk di level 2 dan 3, hari ini, Senin
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas resmi digelar di Jawa Timur di 20 kabupaten kota di Jatim yang masuk di level 2 dan 3, hari ini, Senin (30/8/2021). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa secara khusus melakukan peninjauan hari pertama PTM terbatas di SMKN 7 Kota Surabaya, pagi ini.
Khofifah melihat secara langsung proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan di sekolah tersebut. Karena yang masuk di kelas hanya 50 persen maksimal, maka pembelajaran dilakukan secara hybrid learning. Separo murid yang hadir tatap muka, dan separo yang lain mengikuti kegiatan melalui daring.
Khofifah meninjau kelas di jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) untuk kelas XII baik kelas teori maupun praktik yang ada di SMKN 7 Surabaya. Khofifah mengapresiasi kesiapan SMKN 7 Surabaya yang telah menerapkan protokol kesehatan yang baik, dan sesuai dengan SOP yang terdapat dalam Inmendagri No. 35 Tahun 2021.
"Alhamdulillah, SMKN 7 Surabaya telah melaksanakan PTM terbatas bertahap sesuai dengan SOP Inmendagri No. 35 Tahun 2021," ujar Khofifah.
Sekolah ini telah menaati peraturan PTM yang meliputi kapasitas kelas 50 persen, guru yang telah divaksin, 4 jam pelajaran setiap mata pelajaran setara 30 menit, seminggu maksimal dua kali masuk, serta kesiapan Satgas Covid-19 di tingkat sekolah, serta izin dari orang tua siswa.
"Jadi dimulainya PTM tetap pola pembelajaran kita masih hybrid. Jadi jika ada kebutuhan yang perlu disupport dan dilengkapi, bisa dimusyawarahkan. Terlebih kita masih melakukan ini secara bertahap, jadi sambil mengukur kapasitas kita sendiri," ujar Khofifah.
Lebih lanjut dikatakan Khofifah bahwa PTM Terbatas hari ini dilakukan di 2.536 unit pendidikan SMA SMK dan SLB di Jatim. Dari 2.536 unit pendidikan tersebut ada 696.000 sekian siswa SMA SMK SLB yang masuk hari ini secara terbatas bertahap.
Memang hari ini ada 20 kabupaten kota yang masuk pada PPKM level 3 dan 2 yang sudah melaksanakan PTM Terbatas. Namun Khofifah menyatakan, sore ini nanti kemungkinan akan bertambah lagi daerah Jatim yang masuk lavel 3 dan 2.
Lebih jauh, Khofifah mengungkapkan betapa penting PTM ini untuk siswa-siswi sekolah kejuruan. Menurutnya, selama pandemi berlangsung, mereka yang terpaksa belajar secara daring tanpa praktek langsung telah tertinggal dari demand dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja yang standartnya makin tinggi.
Baca juga: Penyesalan Terbesar Soeharto Sebelum Benny Moerdani Tiada, Dulu Abaikan Sang Jenderal TNI: Andai
"Pemprov memprioritaskan SMK-SMA kelas 12 untuk PTM ini. Saya khawatir jika mereka hanya mengandalkan pembelajaran daring dan tidak praktik langsung, skillnya jadi tidak terasah dan mereka bisa kehilangan kepercayaan diri. Untuk itu, mari cari format terbaik untuk anak-anak agar mereka siap menghadapi dunia usaha, dunia kerja dan dunia industri setelah lulus nanti," terangnya.
Salah satu kendala yang masih dihadapi oleh masing-masing kabupaten/kota adalah vaksinasi guru yang belum 100 persen terlaksana mengingat saat ini tercatat 88,48 persen guru yang menerima vaksin dosis pertama dan 77 persen yang menerima vaksin dosis kedua. Padahal, guru yang telah divaksin menjadi syarat pelaksanaan PTM.
Untuk itu, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta Bupati/Walikota untuk memprioritaskan vaksinasi bagi pelajar dan guru.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Bupati/Walikota juga Dinas Kesehatan untuk memfokuskan vaksin di sekolah-sekolah. Amannya, anak-anak dan guru divaksin agar kita lebih tenang melaksanakan PTM," tuturnya.
Meskipun begitu, Gubernur Khofifah mengingatkan untuk tidak bergantung kepada vaksinasi yang dilakukan di sekolah. Sebab, titik-titik vaksinasi telah tersebar di banyak tempat di Jawa Timur dan dapat diakses oleh siapapun.
"Jangan menunggu pengadaan vaksinasi di sekolah. Jika ada tempat vaksinasi di wilayah sekitar, murid dan guru bisa langsung berpartisipasi. Karena kalau menunggu, akan membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua sekolah dapat mengadakan vaksinasi sendiri," ingatnya.
(Fz/fatimatuz zahroh)
Kumpulan berita Jatim terkini