Kilas Balik
Jelang Supersemar, Soekarno Gemetar Ketakutan Istana Dikepung Pasukan Liar, Posisi Soeharto Disoroti
Menjelang lahirnya Supersemar, Soekarno ternyata sempat gemetar ketakutan di Istana karena serangan pasukan liar, keberadaan Soeharto dipertanyakan.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Kekuatan Soeharto di mata mahasiswa saat itu terbilang kuat pasca-peristiwa penumpasan pelaku G30S.
Soeharto dianggap sebagai pahlawan sehingga segala perkataannya didengar kala itu.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Soekarno Pernah Dapat Ancaman Eksekusi Mati - Cuitan Gaji 104 Juta/Bulan Dipenjara
Di sisi lain, wibawa Soekarno kian tergerus pasca-peristiwa G30S.
Apalagi, tuntutan mahasiswa agar Soekarno segera membubarkan PKI tidak juga digubris.
Soekarno meyakini ada oknum yang keblinger di PKI hingga akhirnya membuat sejumlah jendera TNI Angkatan Darat terbunuh pada peristiwa G30S.
Namun, peristiwa itu bukan berarti harus membubarkan organisasi.
Baca juga: Cerita Rachmawati Soekarnoputri Soal Parfum Shalimar Bung Karno, Ratna Sari Dewi: Aroma Bapak
Setelah keberadaan pasukan liar yang menyamar di antara mahasiswa diketahui, Presiden Soekarno meninggalkan Jakarta menuju ke Istana Bogor menggunakan helikopter.
Tiga jenderal AD, yakni Brigen Amir Mahmud, Brigjen M Yusuf, dan Mayjen Basuki Rahmat, menghadap Presiden Soeharto di kediamannya dan menceritakan soal situasi terakhir.
Dari hasil pertemuan itu, Soeharto mengatakan kepada tiga jenderal itu bahwa dirinya bersedia mengatasi keadaan jika sudah ada surat perintah resmi.
Tiga jenderal itu pun mendapat tugas untuk segera mendapatkan surat mandat dari Soekarno yang kemudian dikenal sebagai Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).
Supersemar ditandatangani Presiden Soekarno di hadapan tiga jenderal itu disaksikan oleh seorang ajudannya, Soekardjo Wilardjito.
Banyak versi menyebutkan situasi saat penandatanganan itu terjadi.
Ikuti selengkapnya berita lain seputar Kilas Balik