Kisah Jovan Zachary 'Arek Suroboyo Goes to US Navy', Merantau Berujung Jadi Tentara Amerika Serikat
Kisah Jovan Zachary Winarno, pemuda asal Surabaya yang menjadi tentara AL di Amerika Serikat. Berawal dari keinginan kuliah berujung jadi US Navy.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Ficca Ayu Saraswaty
“Awalnya cuman butuh green card dan warga negara sini untuk join, lalu ada tes pendidikan. Misalnya udah lulus baru dikirim training, saat training bisa lulus/gagal,” terang Jovan.
Proses selanjutnya adalah bootcamp selama dua bulan. Bagi pemuda asal Surabaya itu, tantangan yang paling penting saat bootcamp adalah tes fisik. Jika tidak lulus tes fisik maka akan susah. Menentukan lulus atau tidaknya, terdapat sistem penilaian tertentu.
“Mereka ada sistem penilaian, nilai terendah 40. Kalau dapat nilai di atas 40, baru bisa ikut bootcamp. Kalau gagal bisa mengulang lagi, setidaknya tiga kali kesempatan,” imbuhnya.
Baca juga: Kisah Ramadan Pelajar Indonesia Puasa 16 Jam di Turki-Inggris, Tak Ada Azan hingga Masjid Dihidupkan
Terkait pangkat di US Navy, ada beberapa tipe mulai dari Stripe 1-3, Third-First class, dan Chief yang bertindak sebagai atasan. Jovan sendiri saat ini pangkatnya adalah Petty Officer Third Class.
“Untuk naik pangkat, biasanya ada selang waktunya. Stripe 1 ke 2 perlu waktu 9 bulan, 9 bulan lagi, enam bulan otomatis. Stripe ke centang butuh ambil tes dulu,” ungkap Jovan.
Saat awal bergabung menjadi US Navy, kemampuan Bahasa Inggris Jovan belum terlalu lancar, namun seiring berjalannya waktu satu hingga dua tahun, ditambah sudah ada teman mengobrol, akhirnya Jovan bisa berbicara dalam Bahasa Inggris.
Selayaknya militer pada umumnya, Jovan juga dibekali latihan menembak, latihan fisik setiap hari selama 1-2 jam, setelah itu baru mengerjakan pekerjaannya sesuai job masing-masing. Di US Navy sendiri, ada beragam posisi dan tidak semuanya merupakan teknisi kapal.
Baca juga: Film Pendek Omah Njero: Tempat Paling Sakral, Sendang Kapit Pancuran, hingga Ruang Semayam Para Ego
Pekerjaan Jovan di US Navy yakni engine man, di mana bertugas untuk pemeliharaan mesin-mesin di kapal dengan durasi jam bekerja rata-rata 8 jam per hari.
Untuk perbedaannya antara US Army, US Navy, dan US Navy Seal, Secara singkat, Jovan menjelaskan kalau US Navy lebih ke daratan atau Angkatan Darat, US Navy lebih ke laut dengan tugas berlayar, dan US Navy Seal bisa ke semuanya (pasukan khusus bisa darat maupun laut).
Pengalaman Jovan dalam berlayar, ia pernah berlayar ke Panama, Kolombia, Ekuador, El Savador, dan Guam. Guam merupakan pulau kecil milik pangkalan militer Amerika dan berada di daerah Asia.
Untuk agenda berlayar, Jovan menyebut tidak tentu, namun dalam jangka waktu lima tahun kontrak pasti ada agenda berlayar, bisa satu hingga dua kali.
Jenis kapal yang digunakan untuk berlayar juga bergantung pada misi yang ada. Sekali berlayar, waktu yang dibutuhkan mulai dari tiga, sembilan bulan hingga setahun.
Pengalaman kurang menyenangkan saat berlayar bagi Jovan sebetulnya tidak ada, mungkin pada saat tertentu ia mengalami mabuk laut. Kekhawatiran lainnya yaitu susah sinyal yang membuatnya sulit menghubungi keluarga, dan cuaca buruk yang membuatnya takut ketika kapal bergoyang-goyang.
Baca juga: Janji Teruskan Perjuangan Pakde, Mira Kirana ‘The Next Didi Kempot’ Ajak Anak Muda Cinta Budaya Jawa
Suka dan Duka

Menjalani hari-hari sebagai US Navy secara tidak langsung mengubah kehidupan Jovan. Anak pasangan Susanto dan Lidia itu mengaku kini wawasannya menjadi lebih luas dan dikelilingi oleh banyak teman dari beberapa negara.
Lebih lanjut, ia menjadi sosok yang mandiri dan jauh lebih dewasa mengingat peraturan di militer cukup ketat.