Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Eri Cahyadi Instruksikan ASN Surabaya Belanja di Toko Kelontong, Target Perputaran Uang Capai Rp30 M

Pemkot Surabaya mewajibkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk belanja di toko kelontong. Targetnya, uang yang berput

SURYA/BOBBY KOLOWAY
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meluncurkan Sinau Kelontong Surabaya (SKS), Selasa (12/10/2021) berkerjasama dengan Sampoerna Retail Comunity (SRC). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya mewajibkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk belanja di toko kelontong. Targetnya, uang yang berputar di toko-toko kecil se-Surabaya bisa mencapai Rp30 miliar. 

"Saya sudah minta jajaran ASN di pemerintah Kota Surabaya. Mulai dari Wali Kota nya, sampai stafnya pokoknya fardu ain harus belanja di toko kelontong," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meluncurkan Sinau Kelontong Surabaya (SKS), Selasa (12/10/2021). 

Berdasarkan hitungannya, potensi perputaran uang di toko kelontong akan terdongkrak. "ASN di lingkungan Surabaya ini ada sekitar 15 ribu orang," katanya. 

"Kalau semuanya beli, minimal Rp2 juta saja perorang, sudah berapa Bapak, Ibu? Rp30 miliar. Ini bukan sekadar janji saya," kata Cak Eri yang menyampaikan sambutan di hadapan peserta. 

Hadir dalam peluncuran program kerjasama dengan Sampoerna Retail Comunity (SRC) ini para pelaku usaha toko kelontong di Surabaya. Juga, jajaran ASN di lingkungan Pemkot Surabaya

Instruksi ini menjadi intervensi Pemkot untuk melindungi para toko kelontong. Apalagi, toko kelontong menjadi salah satu sektor UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. 

Karenanya, Cak Eri ingin uang ASN di Surabaya bisa bermanfaat kembali untuk warga. "Karena apa? Uang pemerintah kota dan gaji ASN dari samean. Jenengan bayar pajak, mlebet ke pemkot, jadi pegawainya dapat gaji dan tunjangan," kata Cak Eri. 

"Makanya, uang kami harus bergerak di Surabaya dan harus bermanfaat untuk warga Surabaya," tegas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini. 

Untuk memastikan hal ini, Pemkot telah membuat aplikasi bernama Toko Kelontong. Aplikasi ini mengintegrasikan para ASN dengan toko kelontong terdekat di masing-masing kawasan. 

Dari aplikasi ini, pihaknya juga bisa memantau perputaran uang ASN yang dibelanjakan di masing-masing toko kelontong. "Kami sudah coba ini sejak dua bulan terakhir," katanya. 

Dari akumulasi pihaknya, total transaksi yang dilakukan ASN Surabaya telah mencapai Rp1,5 miliar. "Jumlah ini masih bisa ditingkatkan lagi," katanya. 

Lewat aplikasi ini pula, pihaknya juga bisa melihat ASN mana saja yang tak belanja di toko kelontong. Bagi yang demikian, Cak Eri tak segan memberikan sanksi. 

"Kalau sampai ASN nggak beli di toko kelontong kelontong, artinya nek Wali kota ne sampun sanjang tapi mboten dirungokake, wonten napa-napane (artinya kalau Wali Katanya sudah menginstruksikan tapi tidak didengarkan, pasti ada sanksinya)," tegasnya. 

Bagi Cak Eri, ASN harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. "Kalau pemerintah tidak memberikan contoh, siapa yang akan berbelanja di toko kelontong?," katanya. 

Di samping menginstruksikan jajarannya, pihaknya juga berharap para toko kelontong berubah. Di era modernisasi, toko kelontong harus bisa menyesuaikan kebutuhan zaman. 

Strategi modernis ini dijabarkan lewat Sinau Kelontong Surabaya berkerjasama dengan Sampoerna Retail Comunity (SRC). "Insya Allah, dengan kebersamaan ini, kita semua bisa menjadi orang hebat," katanya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved