Berita Gresik
Dinkes Gresik Buka Layanan Imunisasi Jemput Bola untuk Vaksin PCV
Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik membuka layanan imunisasi jemput bola khusus PCV (Pneumokokus Konyugasi Vaksin) bagi bayi usia 2, 3 dan 12 bulan
Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
Pneumonia adalah radang paru-paru yang bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, atau bahan kimia. Namun prioritas dalam penanganan pemerintah saat ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
Ciri yang paling mudah dikenali oleh ibu tentang serangan pneumonia karena bakteri adalah, bayi mengalami batuk dan pilek, badan panas -karena infeksi- yang berakhir dengan sesak nafas. "Hampir seluruhnya, start dari batuk lalu sesak nafas," ungkap dr Domi, sapaan akrabnya.
Menurut pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim ini, pneumonia ini paling rawan di usia bayi atau usia muda. Makin muda usia makin berbahaya. "Ini kebalikan dari covid, dimana makin tua makin bahaya," terang dr Domi.
Apa beda batuk pneumonia dengan batuk yang lain? Menurut dr Domi, semua batuk bisa berujung pada pneumonia. Apalagi disertai panas tinggi dan berakhir dengan sesak nafas.
"Jadi bukan sesak berlendir, tapi cirinya kesulitan bernafas, hidung bayi sampai kembang kempis, nafas lebih cepat, anak merintih," terang dr Domi.
Bayi yang rentan biasanya bayi dengan berat badan kurang atau bayi prematur. Sebab bayi dengan berat badan kurang disinyalir punya pertahanan tubuh lebih lemah. "Jagalah kesehatan ibu hamil lebih baik, agar anak bisa lahir normal dan sehat," kata dr Domi.
Untuk pencegahan pertama dengan meningkatkan daya tahan bayi lewat ASI (air susu ibu). Sebab ASI lebih baik dibanding formula dalam meningkatkan daya tahan bayi sebelum 6 bulan.
Bentuk pencegahan lainnya adalah dengan vaksin. Walau pun tidak semua pneumonia bisa dicegah dengan vaksin. Misalnya pneumonia karena bahan kimia atau penyakit lain.
Yang paling penting untuk pencegahan adalah mengatur lingkungan adik bayi. Usahakan bayi jangan dicium di wajah. Sebab penularan pneumonia paling besar dari saluran nafas.
"Cegah saluran nafas orang lain atau saudara berdekatan dengan saluran nafas bayi. Kalau mau mencium bayi, perutnya saja atau tangan atau kakinya, jangan wajahnya. Jangan mendekatkan hidung ke saluran nafas bayi," saran dr Domi.
Tentang seberapa penting vaksin PCV bagi bayi, menurut dr Domi di negara maju, bahaya pneumonia karena bakteri ini sudah berkurang karena program vaksinasinya bagus.
Namun di negara berkembang, masih banyak kejadian pneumonia karena bakteri ini. Apalagi angka kematian pada bayi cukup besar. Bisa jadi urutan dua setelah diare bahkan bisa urutan satu melebihi diare.
"Maka vaksin menjadi salah satu cara pencegahan, khususnya untuk pneumonia yang disebabkan Pneumokokus. Sebab campak juga bisa menjadi penyebab pneumonia" kata dr Domi.
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, terjadi peningkatan prevalensi pneumonia pada balita dari 4,3 persen pada 2013 menjadi 5 persen pada 2018.
Juni 2021 lalu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi G. Sadikin telah mencanangkan introduksi imunisasi PCV di Pendopo Kabupaten Gresik.
Menteri kesehatan menetapkan imunisasi PCV sebagai imunisasi rutin yang akan diberikan kepada bayi di seluruh wilayah Indonesia secara bertahap.