Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Eri Cahyadi Keluarkan Edaran, Besok 10 Persen Pegawai Swasta dan ASN di Surabaya Ikuti Sampel Swab

Pemkot Surabaya mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 melalui penemuan kasus aktif

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Bobby Constantine Koloway
Pelaksanaan swab di Surabaya beberapa waktu lalu 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 melalui penemuan kasus aktif.

Isinya, SE ini meminta karyawan swasta hingga para ASN mengikuti swab untuk mengantisipasi Covid-19.

SE ini bernomor 001.1/13997/436.7.2/2021 dikeluarkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Jumat (19/11/2021) lalu. Cak Eri menyampaikan bahwa SE ini untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2021.

Baca juga: Polres Gresik Amankan Lima Orang Buntut Pengerusakan di Desa Kedungsumber

Instruksi ini berisi tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, level 2, dan level 1 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali. Instruksi ini menyatakan bahwa Kota Surabaya berada pada PPKM level 1.

“Sebagai upaya antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Surabaya, maka diperlukan kegiatan penemuan aktif kasus pada tempat kerja atau usaha, baik di lingkungan pemerintahan maupun swasta,” kata Cak Eri.

Oleh karena itu, Pemkot Surabaya akan melakukan swab RT-PCR di sejumlah tempat. Ini difasilitasi oleh puskesmas wilayah setempat.

Beberapa di antara sasarannya adalah 10 persen dari total karyawan atau karyawati di masing-masing tempat kerja atau usaha. Pelaksanaan tes Swab ini akan dimulai Rabu (24/11/2021).

"Ini berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jadi, ini dalam rangka active case finding,” kata dia.

Bagi warga Kota Surabaya yang dinyatakan positif Covid-19 atau tidak bergejala, maka wajib melakukan isolasi. Pemkot menyiapkan tempat isolasi di sejumlah lokasi.

“Bagi yang positif, tolong nanti langsung isolasi di tempat yang sudah kami siapkan,” pungkasnya.

Bukan hanya karyawan di instansi swasta, para ASN juga akan mengikuti swab. Terutama, ASN di lingkungan Pemkot Surabaya.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menyampaikan, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Terutama, untuk mencegah gelombang ketiga Covid-19.

Pihaknya akan melakukan pemeriksaan Swab RT-PCR yang difasilitasi oleh puskesmas wilayah setempat. "Di hari yang sama, kami akan memulai dari instansi Pemkot Surabaya, yakni ASN (Aparatur Sipil Negara) terlebih dahulu," kata Febri dikonfirmasi terpisah.

"Hal ini untuk memberikan contoh terkait strategi dari Pemkot Surabaya untuk penemuan kasus,” kata Febri.

Febri menerangkan, mulai Rabu, Pemkot Surabaya akan menerjunkan tim gabungan yang berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, kecamatan dan kelurahan. Nantinya, para peserta yang akan dilakukan Swab Cast Finding tersebut ditentukan secara acak.

“Tim dari Dinkes akan melakukan swab keliling di kantor-kantor. Peserta yang akan di tes swab nanti akan dipilih, karena akan didata, berapa warga yang dari dalam dan luar Kota Surabaya, yang mungkin mereka berasal dari wilayah yang sedang ada pasien Covid-19,” terang dia.

Pemkot juga berkirim surat kepada setiap perusahaan negeri dan swasta di Kota Surabaya, untuk pelaksanaan sample swab massal ini. "Kami juga melakukan peningkatan dari Swab Hunter," katanya.

"Untuk pelaksanaan Swab Hunter sendiri tetap dilakukan. Yakni, melaksanakan pencarian sampling dari masing-masing kantor dengan 10 persen dari jumlah karyawan,” jelas dia.

Swab massal ini juga sebagai langkah tindak lanjut peningkatan pasien Covid-19, yang sedang dirawat di Hotel Asrama Haji (HAH). Febri menuturkan, pada pekan terkahir, terdapat sedikit lonjakan dari kasus Covid-19 di Kota Surabaya.

“Biasanya di Hotel Asrama Haji (HAH) hanya 7 pasien, terus sampai 8-9 pasien, tapi sekarang ada 11-14 pasien. Ini harus diantisipasi, walaupun kita melihat kondisi orang tersebut hanya sebatas OTG (Orang Tanpa Genjela) saja,” ujar dia.

Oleh karena itu, Febri berharap masyarakat Kota Surabaya tidak meremehkan Pandemi Covid-19 di masa PPKM Level 1 tersebut. Sebab, ia berharap, dalam penanganan Covid-19 membutuhkan tanggap jawab dan gotong-royong semua elemen di Kota Surabaya.

“Ini tidak bisa diremehkan, meskipun terjadi peningkatan sekian persen, maka dari itu Pemkot Surabaya melakukan antisipasi. Maka, untuk seluruh warga dan elemen Kota Surabaya, harus saling menjaga, agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19,” pungkasnya. (bob) 

Kumpulan berita Surabaya terkini

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved