Berita Surabaya
Cerita Neneng, Tetangga Balita di Surabaya yang Tewas Tenggelam di Selokan: Dia Periang, Gak Penakut
Cerita Neneng, tetangga yang juga mengasuh balita di Surabaya yang tewas tenggelam di selokan: Dia periang, enggak ada takut.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tewasnya GSA (2) karena tenggelam setelah hilang selama 3 hari di selokan, di Jalan Manukan Kasman, Banjar Sugihan Tandes, Surabaya, tak hanya memukul perasaan kedua orangtuanya, Anang Yulianto (39) dan Yanti (28).
Tetangga korban bernama Neneng juga merasakan kesedihan yang tak kalah menyiksa batin.
Neneng bisa disebut sebagai tetangga paling dekat dengan keluarga korban.
Bagaimana tidak. Sejak masih orok, GSA selalu dititipkan, selama Yanti, ibundanya berjualan jamu keliling, pada pagi dan sore hari.
Insiden hilangnya GSA pada Rabu (24/11/2021) itu, juga membuat hati dan perasaannya porak-poranda. Bocah mungil yang baru bisa berjalan itu, tak ubahnya anak sendiri bagi Neneng.
Wanita berambut panjang yang dikucir ke belakang itu mengungkapkan, GSA merupakan bocah mungil nan menggemaskan yang sangat periang dan aktif.
Tak seperti lazimnya anak seusianya, GSA tidak pernah rewel didekati ataupun digendong orang selain anggota keluarga, sekalipun tidak dikenalnya.
"Periang, aktif. Kenal gak kenal biasa dia. Enggak ada takut," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di kediamannya yang juga berupa toko, Jumat (26/11/2021).
Jika mengingat kembali insiden sore kelabu nan membikin pilu pada Rabu (24/11/2021) kemarin, Neneng hanya bisa geleng-geleng kepala seraya tak kuasa terngiang-ngiang perangai GSA.
Pasalnya, beberapa saat sebelum dikabarkan hilang oleh Yanti, ibundanya, dan kakak perempuan GSA, bocah itu sempat berjalan dan bermain di dalam rumahnya, seusai bermain air hujan di jalanan depan.
"Waktu hujan reda, dan banjir sudah surut. Mamanya juga cuci piring, terus ambil air di situ. Anaknya lari enggak tahu. Terus diajak kakaknya beli sampo di sini, tempat toko saya. Sempat masuk jalan-jalan di kamar saya. Mau naik ke kasur enggak jadi," ungkapnya.
Seusai diajak berbelanja ke toko Neneng oleh sang kakak, disitulah awal mula malapetaka.
Neneng mengungkapkan, kakak dan ibunda GSA sama-sama kehilangan perhatiannya dalam mengawasi aktivitas sang bocah.
Baca juga: Rongga Selokan Tempat Balita di Surabaya Tewas Tenggelam Terbawa Arus Ditutup Pagar Teralis
Keduanya, sama-sama merasa, GSA tidak sedang berada dalam pengawasannya.