Virus Corona
Potensi Bahaya Varian Baru Covid-19 Omicron Kata Epidemiolog, Mendominasi di Afrika Selatan 2 Minggu
Saat ini kemunculan varian baru virus Corona bernama Omicron atau B.1.1.529 menjadi perhatian dunia. Apa potensi bahayanya?
TRIBUNJATIM.COM - Saat ini kemunculan varian baru virus Corona bernama Omicron atau B.1.1.529 menjadi perhatian dunia.
Lantas, bagaimana tingkat bahaya varian baru Omicron ini?
Simak penjelasan dari Epidemiolog dilansir dari Kompas.com, Selasa (30/11/2021).
Diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) telah mengklasifikasikan varian yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini sebagai variant of concern (VoC) atau mengkhawatirkan.
Sejauh ini, varian Omicron dikonfirmasi telah menyebar di beberapa negara di luar Afrika Selatan, seperti Inggris, Jerman, Italia, dan Israel.
Menghadapi situasi ini, banyak negara termasuk Indonesia menutup kedatangan warga negara asing yang memiliki riwayat perjalanan dari negara-negara Afrika.
Baca juga: 3 Catatan Penting soal Varian Baru Covid-19 Omicron Menurut Epidemiolog, Lebih Menular dari Delta
Lantas, seperti apa potensi bahaya dari varian Omicron?
Omicron disebutkan lebih menular dibanding Delta
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, alasan varian Omicron patut diwaspadai adalah karena kemampuan penularannya yang cepat.
Menurut Dicky, varian virus Corona yang mampu menular atau menginfeksi dengan cepat akan diklasifikasikan sebagai varian yang berbahaya.
"Dan dalam konteks Omicron, dalam 3 minggu dia bisa membuat satu wilayah yang test positivity rate-nya dari 1 persen menjadi 30 persen, dan wilayah itu adalah Afrika Selatan," kata Dicky.
Baca juga: 4 Fakta Varian Baru Virus Corona Omicron atau B.1.1.529, Punya 32 Mutasi dan Risiko Lonjakan Kasus
Omicron menjadi varian dominan di Afrika
Selatan Selain itu, varian Omicron juga menjadi varian yang dominan di Afrika Selatan hanya dalam waktu singkat, menggeser posisi dari varian Delta yang sebelumnya mendominasi.
"Dalam waktu kurang dari 2 minggu, dia (Omicron) sudah bisa menjadi dominan, 75 persen mendominasi. Bahkan, diperkirakan akhir November ini jadi 100 persen di Afrika Selatan," kata Dicky.
"Ini sesuatu yang luar biasa, di tengah tadinya dominasi Delta. Jadi kalau ada varian yang bisa mendominasi satu wilayah dan mengalahkan Delta, berarti varian ini lebih serius dalam artian infeksiusnya," imbuhnya.