Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tahun Baru 2022

Kenapa 1 Januari Dipilih Jadi Awal Tahun Baru? ini Sejarahnya, Sudah Ada Sejak Zaman Julius Caesar

Perayaan Tahun Baru diperingati tiap 1 Januari. Bagaimana sejarah Tahun Baru dirayakan tiap 1 Januari? Simak penjelasannya.

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA via KOMPAS.com
Sejumlah warga masyarakat menikmati pesta kembang api di Pantai Lagoon, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (1/1/2020). Pesta kembang api tersebut untuk menyambut Tahun Baru 2020. 

Tahun dihitung menjadi 365 dan 1/4 hari, dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 46 SM, sehingga membuat tahun 45 SM dimulai pada 1 Januari, bukan pada bulan Maret.

Baca juga: 8 Zodiak Hoki di Tahun Baru 2022, Kondisi Keuangan Leo Membaik hingga Aquarius Sukses Besar

Bulan Quintilis diganti menjadi bulan Juli

Caesar juga memutuskan bahwa setiap empat tahun sekali, satu hari ditambahkan ke Februari, sehingga secara teoritis menjaga kalendernya agar tidak ketinggalan zaman.

Tak lama setelah Caesar dibunuh pada tahun 44 SM, Mark Anthony mengubah nama bulan Quintilis menjadi Julius (Juli) untuk menghormatinya.

Kemudian, bulan Sextilis diganti namanya menjadi Augustus (Agustus) menurut penggantinya.

Tahun Baru sempat berganti Melansir Britannica, dengan semakin meluasnya daerah kekuasaan Kekaisaran Romawi, penggunaan kalender Julian juga menyebar.

Namun, setelah jatuhnya Roma pada abad ke-5 M, banyak negara Kristen mengubah kalender sehingga lebih mencerminkan agama mereka.

Setelah kejatuhan Romawi, tanggal 25 Maret (Hari Raya Kabar Sukacita) dan 25 Desember (Natal) menjadi Hari Tahun Baru yang umum.

Kembang api menyemarakkan malam pergantian Tahun Baru di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali, Senin (31/12/2018). Malam pergantian tahun di Denpasar juga dirayakan dengan pertunjukan seni budaya yaitu Tari Joged Bumbung dan Barong Ket.
Kembang api menyemarakkan malam pergantian Tahun Baru di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali, Senin (31/12/2018). Malam pergantian tahun di Denpasar juga dirayakan dengan pertunjukan seni budaya yaitu Tari Joged Bumbung dan Barong Ket. (ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO)

Belakangan, mulai disadari bahwa kalender Julian memerlukan perubahan tambahan karena adanya kesalahan perhitungan mengenai tahun kabisat.

Efek kumulatif dari kesalahan ini selama beberapa abad menyebabkan berbagai peristiwa terjadi di musim yang salah. Hal tersebut juga menimbulkan masalah ketika menentukan tanggal Paskah.

Paus Gregorius XIII kemudian memperkenalkan revisi kalender Julian pada tahun 1582, yang disebut sebagai kalender Gregorian.

Selain memecahkan masalah dengan tahun kabisat, kalender Gregorian mengembalikan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru.

Italia, Perancis, dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang segera menerima kalender terbaru itu.

Namun, negara-negara Protestan dan Ortodoks cukup lambat dalam mengadopsinya.

Inggris Raya dan koloninya di Amerika tidak mulai mengikuti kalender Gregorian sampai tahun 1752.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved