Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Vaksin Apa yang Tertinggi untuk Booster? Cek Kombinasi dan Jumlah Peningkatan Antibodi Menurut BPOM

Pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster sudah dimulai. Lantas, vaksin booster apa yang tertinggi?

freepik.com
Untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin dosis pertama dan kedua Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis Pfizer atau AstraZeneca. 

Adapun pemberian booster dalam data tersebut dilakukan setelah 6 bulan penyuntikan vaksin dosis lengkap.

Selain itu booster diberikan pada usia 18 tahun ke atas.

BPOM dalam keteranganya menyampaikan keamanan kelima vaksin booster atau dosis lanjutan tersebut menunjukkan bahwa frekuensi, jenis dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster bersifat ringan dan sedang.

Alternatif pemberian booster dari Kemenkes

Melansir Kompas.com, Menteri Budi Gunadi Sadikin menambah kombinasi jenis vaksin Covid-19 sebagai booster yang berbeda dari BPOM.

Di mana dalam rekomendasinya, Menteri Budi menambahkan bahwa penerima vaksin Sinovac boleh menggunakan booster AstraZeneca maupun Pfizer.

Baca juga: Cara Atasi Status & Jadwal Vaksinasi Booster Tak Muncul, Cek Vaksin Ketiga Gratis di PeduliLindungi

"Yang pertama, untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin pertama dan kedua Sinovac kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Pfizer," ujarnya.

Budi juga mengatakan penerima vaksin Sinovac dosis lengkap juga bisa menggunakan setengah dosis vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster.

"Alternatif ketiga vaksin primer AstraZeneca, dua kali AstraZeneca, kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Moderna," ujarnya.

Budi juga mengatakan, kombinasi tersebut berdasarkan hasil riset dan penelitian dari peneliti di dalam negeri dan luar negeri.

Terpisah, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penggunaan vaksin booster AstraZeneca maupun Pfizer pada vaksinasi primer Sinovac menunjukkan peningkatan titer antibodi sebesar 3-4 kali.

"Kalau dari studi 3-4 kali," ujar Nadia.

Baca artikel seputar virus Corona lainnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved