Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Cerita Warga Tulungagung Terima Banyak Permintaan Ekspor Daun Talas, Baru Bisa Memenuhi Setengahnya

Andi Cahyo (43) menata rajangan daun talas di atas anyaman bambu yang berwarna kuning keemasan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Andi Cahyo (43) menata daun talas sebelum dirajang. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Andi Cahyo (43) menata rajangan daun talas di atas anyaman bambu yang berwarna kuning keemasan.

Rajangan daun talas ini sekilas terlihat mirip tembakau yang dikeringkan.

Sekilas aroma daun yang sudah mengering juga mirip tembakau.

Meski kerap diremehkan, rajangan daun talas ini telah menjadi komiditi ekspor.

Permintaan terbesar datang dari Australia, Amerika Serikat, Inggris dan Uni Emirat Arab.

"Peluangnya masih sangat besar. Karena dari kuota 12 ton per bulan yang diberikan pada saya, sampai saat ini baru bisa terpenuhi setengahnya," ucap Andi, saat ditemui di rumahnya, Desa Gilang, Kecamatan Ngunut.

Andi mengungkapkan, rajangan daun talas ini diminati banyak negara sebagai pengganti tembakau, atau  kepentingan herbal.

Talas yang dipilih adalah talas bening yang bisa dimakan umbinya, atau talas kajar yang punya daun lebih tebal.

Baca juga: Menjelang Imlek, Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung Gelar Upacara Ganti Baju untuk Dewa

Perlakuan talas ini persis seperti pengolahan daun tembakau.

Daun talas yang sudah tua dipanen lalu diperam hingga berwarna kekuningan.

Setelah itu daun talas dibuang tulangnya, lalu dirajang dengan mesin perajang.

Setelah itu langsung ditata tipis di atas anyaman bambu dan dijemur.

"Kalau panas penjemuran hanya butuh 3 jam saja, lalu diangin-anginkan sebelum dikemas. Beda dengan tembakau yang butuh sekitar 3 hari," ungkap Andi.

Baca juga: Stok Ludes Diborong Warga, Minyak Goreng Rp 14.000 di Tulungagung Sulit Dicari

Harga daun talas rajang kering great A antara Rp 22.000 hingga Rp 24.000 per kilogram.

Sedangkan untuk great B harganya sekitar Rp 19.000 per kilogram.

Sayangnya belum banyak petani yang melirik peluang ini.

"Tidak banyak yang mau menanam talas. Banyak bahan baku yang kami ambil dari alam," ungkap Andi.

Ayah lima anak ini menggambarkan, dalam satu hektar lahan bisa ditanami sekurangnya 10.000 talas.

Tiga bulan sudah bisa panen daun pertama.

Satu pohon paling sedikit bisa menghasilkan 1 ons daun tua, sehingga total mencapai 1000 kilogram.

Daun talas tua dari tingkat petani dibeli dengan harga Rp 1.200 per kilogram.

Jika sudah produksi, panen daun talas dilakukan satu minggu sekali.

Dengan setiap minggu bisa menghasilkan Rp 1.200.000.

"Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan sama sekali. Hanya cukup air di saat awal penanaman," papar Andi.

Padahal semakin tua maka produksi daun juga terus meningkat.

Bahkan tanaman ini bisa hidup di tempat yang minim air.

Talas akan terus memroduksi daun selama tidak dibabat.

"Kalau mau peremajaan bisa dipanen umbinya. Memang harganya saat ini murah, hanya Rp 900 per kilogram," katanya.

Talas bisa ditanam tumpangsari dengan pohon sengon.

Tanaman ini juga bisa ditanam di lahan tidur.

Karena tingginya permintaan rajangan daun talas ini, Andi berupaya menggandeng para petani.

Namun sejauh ini responnya masih rendah.

Produksi daun basah dari kalangan setiap hari sekitar 5 kwintal per hari.

Jika sudah dirajang dan dikeringkan, hasilnya hanya sekitar 10-15 persen dari berat daun basah.

"Selama ini satu-satunya kendala saat produksi hanya musim hujan. Karena sulit dapat panas, sulit dapat great A," ucap Andi.

Andi sebenarnya sudah menggeluti usaha daun talas ini sejak empat tahun lalu.

Namun ketika itu Andi hanya bertemu dengan para broker dan tidak pernah bertemu buyer sesungguhnya.

Para broker ini kerap menipu Andi, seperti memberi uang muka 30 persen saja.

Setelah barang dibawa, kekurangan pembayaran tidak pernah dilunasi.

Hingga akhirnya satu setengah tahun lalu Andi bertemu dengan "buyer" asal Australia.

Sejak saat itu Andi mulai mengajak petani untuk mulai menanam talas.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved