Berita Surabaya
Melihat Wayang Potehi di Kelenteng Tertua di Surabaya Jelang Imlek, Tampil Selama Setengah Abad
Kelenteng Hong Tiek Hian di Surabaya masih mempertahankan pertunjukan wayang Potehi hingga saat ini. Saban hari, minimal ada satu kali gelaran Wayang
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
Sebelum pandemi, Eddy mengaku kerap mendapat undangan untuk manggung di sejumlah kota. Mulai dari Jakarta, sejumlah kota di Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.
"Masih banyak komunitas yang mengundang kami di beberapa daerah sebelumnya. Namun, sejak pandemi, mulai berkurang," katanya.
Ia mengakui, tak mudah untuk mempertahankan kesenian yang disebut masuk Indonesia pada abad 16 tersebut. Seperti halnya dengan kesenian tradisional lainnya, Wayang Potehi memiliki tantangan dalam menarik minat anak muda.
"Tidak mudah untuk menemukan generasi penerus. Anak-anak saat ini lebih suka bermain gadget (gawai)," katanya.
Untuk mengenalkan Wayang Potehi, pihaknya melakukan berbagai upaya. Misalnya, dengan menggelar pertunjukan di sejumlah pusat perbelanjaan.
Menjelang Imlek, pihaknya mengaku sempat mendapatkan beberapa undangan dari luar kota. "Selain main di Kelenteng, kami juga kerap manggung di mall besar ketika ada undangan," katanya.
Bahkan, pihaknya juga beberapa kali berkolaborasi dengan kesenian lainnya. "Misalnya, dengan teman-teman Ludruk. Sehingga, anak-anak muda kami harapkan bisa tahu dan mengenal Wayang Potehi dan harapannya tentu bisa tertarik dan ikut belajar," katanya. (bob)
Kumpulan berita Surabaya terkini