Berita Surabaya
Terjawab Penyebab Viralnya Video Kekerasan Guru di SMPN 49 Surabaya, Dewan: Untung Ada yang Berani
Kekerasan di SMPN 49 Surabaya kini sudah ditangani. Bahkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turun dan merespons langsung insiden kekerasan yang diduga
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Kekerasan di SMPN 49 Surabaya kini sudah ditangani. Bahkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turun dan merespons langsung insiden kekerasan yang diduga oleh salah seorang guru kepada muridnya.
Inilah kekerasan di dunia pendidikan yang saat ini menyita perhatian. Saat ini, kasus kekerasan itu juga tengah ditangani kepolisian setelah orang tua siswa juga resmi melapor ke polisi.
Kekerasan itu terkuak setelah videonya viral di media sosial. Terbongkarnya kekerasan itu juga berkat salah seorang siswi yang peka merekam aksi kekerasan sang guru tersebut.
Kejadian di SMPN 49 Kota Surabaya itu terjadi pada Selasa (25/1/2022) saat PTM 100 persen sedang berlangsung. Tepatnya di Kelas 8 H. Kekerasan dilakukan di depan siswa kelas ini.
Baca juga: Bus di Lamongan Berhenti Mendadak Turunkan Penumpang, Tiga Kendaraan Terlibat Tabrakan Beruntun
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini meminta kepada Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya untuk memberikan pendampingan psikologi terhadap siswa yang mendapat kekerasan.
"Beruntung ada siswi yang berani merekam kejadian tersebut. Kalau tidak, mungkin kejadian ini tidak akan diketahui publik," ungkap Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah, Minggu (30/1/2022).
Politisi perempuan PDIP ini meminta agar siswi yang merekam kejadian kekerasan itu harus mendapat perlindungan dari pihak sekolah. Jangan sampai dia juga mengalami ketakutan karena vidoenya viral.
Ning Kaka, panggilan akrab Khusnul, mendukung langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang akan mengadakan tes integritas kepada guru-guru di Surabaya.
“Saya mendukung jika Dindik Surabaya mengundang seluruh guru untuk diberikan penguatan, dan melakukan tes integritas untuk memastikan para guru-guru ini memiliki integritas dalam mengajar,” katanya.
Namun pola pembinaan tidak hanya kepada guru, namun juga peserta didik. Sebab pendidikan formal dan akhlakul karimah, tidak cukup hanya diberikan saat pelajaran agama maupun pelajaran PPKn. “Sebaiknya ada tambahan materi tentang akhlak atau etika di dalam kelas,” kata Khusnul. (Faiq)
Kumpulan berita Surabaya terkini