Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Begini Cara Warga Kampung Lawang Seketeng di Surabaya Olah Limbah Kain Jadi Beragam Produk

Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan, Widi Sri Astuti berinisiatif memanfaatkan sisa limbah kain untuk menjadi beragam produk.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/ZAINAL ARIF
Widi Sri Astuti bersama warga sekitar Kampung Lawang Seketeng RT 4 RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya memproduksi berbagai produk berlabel Zumaz Collection dari sisa limbah kain, Senin (14/2/2022). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan, Widi Sri Astuti berinisiatif memanfaatkan sisa limbah kain untuk menjadi beragam produk.

Di antaranya seperti masker kain, celemek, baju, seragam sekolah, bantal hingga tas kain yang diberi label Zumaz Collection.

"Kebetulan suami saya mempunyai usaha konveksi di Surabaya, sehingga banyak limbah kain yang terbuang disana, jadi saya bawa ke rumah untuk di olah menjadi produk-produk ini," kata Widi kepada TribunJatim.com, Senin (14/2/2022).

Dalam memproduksi barang-barang tersebut, Widi dibantu warga sekitar Kampung Lawang Seketeng RT 4 RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya.

"Jadi ini juga menjadi salah satu cara saya memberdayakan warga sekitar yang tidak memiliki pekerjaan dan memiliki waktu luang," ungkapnya.

Baca juga: Pasangan di Bawah Umur Ini Tak Sadar Terjaring Razia di Tuban, Kaget saat Buka Mata: Tidak Kenal

Baca juga: Gandeng RANS, Kosmemask Luncurkan Masker Premium, Nagita Slavina: Stylish dan Teknologinya Canggih

Namun dalam pemanfaatannya, Widi menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Mulai dari saat proses awal menentukan model atau pola, menyusun kain perca hingga bagaimana cara menjahit rapi yang perlu benar-benar dipahami.

"Awalnya saya mengajarkan kepada ibu-ibu kampung sini bagaimana cara membuat produknya, sekarang kebanyakan dari ibu-ibu sudah mahir sehingga apabila ada pesanan dalam jumlah banyak mereka siap membantu," ujarnya.

Meski kampung Lawang Seketeng sedang sepi pengunjung akibat Pandemi Covid-19. Widi tetap tekun menjalankan roda usahanya dengan melakukan pemasaran melalui platform jual beli.

Baca juga: Senyum Bahagia Driver Ojol Perempuan di Surabaya, Motor Hilang Dicuri, Kini Dapat Baru dari Jokowi

"Awalnya Zumaz Collection memproduksi souvenir untuk mendukung pariwisata disini. Namun karena masih sepi pengunjung saya menjualnya melalui aplikasi E-Peken," ujarnya.

E-Peken (Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo) merupakan aplikasi buatan pemerintah Kota Surabaya untuk mempermudah transaksi antar pembeli, pedagang kelontong, koperasi dan UMKM yang ada di kota Pahlawan.

"Kami pelaku usaha merasa sangat terbantu, karena orang-orang Pemkot juga diwajibkan untuk membeli produk-produk UMKM melalui aplikasi ini," katanya.

Setidaknya dalam sebulan, Widi mengaku memperoleh profit dari hasil penjualan produk mulai dari Rp 1,5 - 4 juta perbulan.

"Baru kemarin saya dapat pesanan bantal dengan ukuran 40x40 sebanyak 105 pcs. Dimana harga persatu bantal ini Rp 40 ribu, ya kalau ditotal sekitar Rp 4,2 Juta pemasukannya," ungkapnya.

Kedepan, ia berharap dapat memperluas jangkauan pemasaran dengan lebih banyak memanfaatkan platform jual beli sehingga usahanya semakin dikenal dan semakin banyak peminatnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved