Berita Tulungagung
Banjir Kiriman dari Hutan Gundul Mempercepat Kerusakan Tanaman Pangan di Tulungagung
Akibat banjir di Tulungagung, sejumlah lahan pertanian pangan terdampak. Air kiriman dari pegunungan jadi salah satu pemicu kerusakan lahan pertanian.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Air langsung meluncur ke bawah dengan menghanyutkan material apa saja sepanjang alirannya.
Air ini kemudian masuk ke sistem drainase, lalu masuk ke lahan pertanian.
Padahal seharusnya kelebihan air di lahan pertanian dibuang ke saluran pembuangan atau drainase.
"Jadi ini kebalik, dari sungai malah masuk ke lahan pertanian. Setelah sungai surut baru air di sawah mulai terbuang," tutur Gatot.
Air bercampur lumpur dari pegunungan mempercepat kematian tanaman.
Tanaman padi masih kuat bertahan terendam selama satu minggu, jika airnya jernih.
Namun jika air bercampur lumpur, tanaman padi hanya kuat 3 hari.
Kerusakan terparah ada di Kecamatan Kalidawir, yang mencapai lima desa.
"Satu-satunya upaya yang dilakukan para petani adalah menjaga pintu pembuangan. Kalau misalnya ada banjir, tengah malam pun akan segera dibuka," ucap Gatot.
Tanaman padi paling tua yang terendam berusia 45 hari.
Petani yang ikut asuransi tanaman padi juga akan mendapatkan klaim.
Besaran ganti rugi yang diberikan Rp 6.000.000 per hektare.