Virus Corona
Ciri-ciri Gejala Long Covid dan Dampaknya ke Otak hingga Kekebalan Tubuh, Benarkah Bisa Kambuh?
10 hingga 30 persen pasien yang terinfeksi virus Corona berisiko mengalami gejala long Covid. Lantas, apa itu gejala long Covid?
Kondisi autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh pasien menyerang sel-sel sehat dalam tubuh secara tidak sengaja dan menyebabkan peradangan (pembengkakan) atau kerusakan jaringan di bagian tubuh yang terkena.
Para peneliti juga telah menemukan bukti bahwa long Covid dapat memicu respons autoimun yang bertahan lama dan merusak.
Studi telah menemukan tingkat auto antibodi yang sangat tinggi dan menyerang jaringan pasien sendiri bahkan berbulan-bulan setelah infeksi awal.
Meskipun sangat jarang, CDC mengatakan, penyintas Covid-19 juga bisa mengalami sindrom inflamasi multisistem (MIS) selama atau segera setelah infeksi Covid-19.
MIS dapat menyebabkan kondisi pasca-Covid-19 jika seseorang terus mengalami efek multiorgan atau gejala lainnya.
Efek ini tidak hanya mempengaruhi sistem-paru-paru namun sistem tubuh lainnya, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak.

Dampak long Covid pada otak
Pada fungsi otak, peneliti menemukan berbagai macam disfungsi pada otak pasien yang mengalami long Covid lama.
Infeksi pada otak dapat memicu aktivasi berlebihan sel kekebalan yang disebut mikroglia dengan cara yang tampak mirip dengan proses yang dapat berkontribusi pada masalah kognitif pada penuaan dan beberapa penyakit neurodegeneratif.
Penelitian lainnya menemukan bahwa long Covid secara signifikan bisa mengurangi jumlah darah yang mencapai otak.
Akibatnya, pasien mengalami kabut otak atau brain fog.
Baca juga: 7 Gejala Long Covid Dirasakan Pasien Sembuh dari Corona, Termasuk Sesak Napas hingga Lelah Berlebih
Dampak long Covid pada sistem peredaran darah
Penderita long covid sering mengalami kekambuhan gejala ketika berolahraga.
Peneliti menemukan, kondisi tersebut dikarenakan adanya disfungsi dalam sistem peredaran darah sehingga mengganggu aliran oksigen ke otot dan jaringan tubuh lainnya.
Akibatnya, penderita bisa mengalami kelelahan yang parah.